close

slide

Berita Terkini

50 Sekolah Di Aceh Barat Ramaikan Lomba Cerdas Cermat

Jaringanpelajaraceh.comMeulaboh-Sebanyak 50 sekolah dan madrasah tingkat sekolahlanjutan pertama (SLTP) di Aceh Barat akan meramaikan lomba cerdas cermat yang berlangsung, 21 Desember 2017. Lomba rangkaian memeriahkan pesta buku New Zikra (Grop Serambi Indonesia) akan dilaksanakkan di Gedung PKK, depan pendopo lama di Suak Indrapuri, Meulaboh.

Menurut panitia penyelenggara cerdas cermat Zainal Abidin kepad Serambi, Senin kemarin, pelaksanaan cerdas cermat kerja sama dengan MKKS SMP Aceh Barat. Setiap sekolah mengirim peserta, yakni siswa kelas I dan II yang setiap lokal sebanyak satu orang, sehingga jumlah peserta diperkirakan mencapai 300 orang.

Dikatakan, sistem lomba yakni diberikan kertas kepada peserta untuk menjawab. Setelah itu, akan diperiksa dan terpilih sebanyak 10 besar yang masuk ke final.

Peserta yang masuk ke final akan menjalani seleksi sistem kuis, dan peraih juara mendapatkan hadiah menarik. “Setiap sekolahakan mengirim peserta kepada panitia dari MKKS. Untuk soal akan disiapkan dari tim independen selaku yang menyelenggarakan,” katanya.

Zainal Abidin mengatakan, selain lomba cerdas cermat juga akan diadakan lomba mewarnai untuk tingkat TK/RA serta SD/MI kelas 1-3. Kepada peserta mewarnai yang ingin ikut silakan mendaftar dengan mendatangi lokasi pesta buku di Gedung PKK yang penyelenggaraan kegiatan, 17 Desember 2017 ini.

Sementara itu, pelaksanaan pesta buku New Zikra di Gedung PKK di Meulaboh terus didatangi warga dari berbagai kalangan, muali anak-anak hingga orang tua. Berbagai jenis buku ditampilkan dengan berbagai judul dan harga yang menarik. “Silakan warga memanfaatkan pesta buku yang berlangsung hingga 23 Desember 2017 ini,” kata Manajer Toko Buku New Zikra, Lailun Kamal kemarin.

Lailun mengatakkan, buku yang tersedia berbagai jenis termasuk perlengkapan sekolah anak-anak juga tersedia seperti meja belajar, tas sekolah, dan alat tulis. Juga tersedia buku cerita untuk anak-anak.(riz)

 

 

sumber:http://aceh.tribunnews.com

read more
Berita Terkini

Pemerintah Reformasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Jaringanpelajaraceh.com-jakarta-Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengatakan saat ini pemerintah tengah melakukan reformasi kurikulum pendidikan agama Islam. Sehingga nanti guru dan pengawas tidak hanya mengajarkan kepada muridnya bahwa pendidikan Islam menjadikan anak soleh.

Bagaimana menjadi perangkat sosial, promosikan hidup bersama dengan masyarakat,” ungkapnya.

Ia mengatakan reformasi kurikulum pendidikan Islam itu untuk menangkal radikalisme. Menurutnya memberikan pengajaran Islam yang moderat, membentuk pusat kajian moderasi agama di setiap perguruan tinggi Islam yang ada bisa menjadi cara pemerintah untuk menangkal radikalisme

“Jadi melihat (radikalisme) itu fenomena globalisasi terjadi bukan hanya terjadi di Indonesia, secara kolektif harus diantisipasi bersama,” ujarnya kepada Republika.co.id saat acara ‘Violent Extremisme & Religious Education in Southeast Asia’ di Hotel Oriental Mandarin, Jakarta, Senin (11/12).

Kamarudin mengimbau, semua pihak untuk memberikan perhatian lebih sebagai upaya antisipasi radikalisme. Pihaknya mengapresiasi atas upaya semua pihak yang punya inisiasi dan ikhtiar melakukan potret realitas fakta keagamaan.

“Kita sedang melakukan langkah antisipasi untuk mengarus utamakan keagamaan yang moderat,” katanya.

read more
Berita Terkini

Sosialisasi Ujian Nasional, Kemendikbud Latih Calon Narasumber Tingkat Provinsi

Jaringanpelajaraceh.com-Jakarta, Kemendikbud -Jelang penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2017/2018, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Rapat Koordinasi Training of Trainers (ToT) Sosialisasi Pelaksanaan UN 2018. Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Kiki Yuliati mengatakan, sosialisasi UN kali ini dilaksanakan dengan metode yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Tahun-tahun lalu, panitia UN tingkat pusat melakukan sosialisasi UN di masing-masing provinsi. Tahun ini, sosialisasi UN akan dilaksanakan oleh panitia UN tingkat provinsi untuk masing-masing provinsinya,” ujar Kiki saat pembukaan Rakor ToT Sosialisasi Pelaksanaan UN 2018 di Jakarta, Minggu (10/12/2017).

Ia mengatakan, hal tersebut dilakukan agar sosialisasi tentang kebijakan UN dapat dilakukan lebih cepat, secara ajek, dan dengan jangkauan lebih luas. Untuk menyiapkan narasumber sosialisasi UN tingkat provinsi, Kemendikbud melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) bekerja sama dengan BSNP menyelenggarakan pelatihan calon narasumber atau training of trainers selama tiga hari, yakni pada 10 s.d. 12 Desember 2017 di Jakarta.

Kiki menuturkan, pelatihan tersebut diikuti perwakilan dinas pendidikan provinsi, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dan perwakilan kantor wilayah (kanwil) Kementerian Agama dari seluruh provinsi. “Total peserta ada 170 orang,” katanya. Acara pelatihan diisi dengan pemaparan dari panitia UN tingkat pusat, meliputi kebijakan dan teknis pelaksanaan UN, diikuti dengan diskusi serta pendalaman materi dalam kerja kelompok. (Desliana Maulipaksi)

 

 

sumber:https://www.kemdikbud.go.id

read more
Cerpen

Taburan Bunga Keumala (Prolog)

Tahun 1562 Sultan Alauddin al-Qahhar meminta bantuan kepada Sultan kami Suleiman Agung untuk mendapatkan persekutuan suci, Para kafir mulai menancapkan kuku-kuku busuk di dataran Asia. Kesultanan Aceh menjadi satu satunya penguasa di Asia yang gigih mengusir para pengacau tersebut, sehingga Suleiman Agung tidak memiliki alasan untuk menolak persekutuan tersebut.

Pada Tahun 1566 dibawah pimpinan Laksamana Ottoman Kurdoğlu Hayreddin Hızır Reis yang telah memiliki jutaan pengalaman berperang dan sudah menjelajahi hingga ke negeri putih, Dia memimpin sebuah ekspedisi menuju ke Kesultanan Aceh guna menjawab permintaan pesekutuan suci tersebut, walaupun sebelumnya dia diperintah Sultan untuk membersihkan para kaum munafikun di Tanah Yaman.

Ekspansi tersebut menjadi tonggak awal hubungan Kami dengan Aceh, Para Pasukan yang datang ke sana tidak pernah kembali, namun kami mendapat berita bahwa mereka telah menemukan potongan surga di sana. Seorang pedagang Tiongkok menyampaikan sebuah surat dari laksamana Kurdoğlu  bahwa dia bersama Pasukannya ingin menetap di Aceh untuk mempertahankan potongan surga yang telah ia temukan. Para bangsa kulit putih sangat ingin menguasai tanah-tanah tersebut dan rakyatnya masih belum memiliki peradaban selayak kita sekarang. Bersama dengan surat tersebut Laksamana mengirimkan sebuah peti bingkisan yang berisi permata dan berlian dan beberapa tumbuhan yang unik sebagai titipan hadiah dari Sultan Aceh.  Bagi bangsa kami yang sudah terbiasa menerima hadiah dan upeti dari para negara persekutuan dibuat terkejut oleh bingkisan tersebut, Emas, Permata dan berbagai jenis batu mulia lain sudah biasa kami lihat, namun sebuah bunga dan sejenis rempah-rempah membuat bangsa kami takjub, ternyata potongan surga sebagaimana yang dicerita ternyata memang ada.

Sejak saat itu Aceh menjadi sekutu terdekat kami ditanah hijau Asia, hampir setiap pelaut yang kembali dari sana menceritakan kisah-kisah yang sangat menakjubkan, selain keindahan alamnya, mereka juga banyak mengisahkan patriotisme para rakyat Aceh melawan para orang kulit putih kafir, mereka juga menceritakan bagaimana mereka bersama sama rakyat aceh membangun sebuah kapal yang sangat besar saat menghalau si kulit putih dari tanah melayu malaka walaupun mereka gagal, namun keberanian dan keuletan mereka sangat layak di hargai.

Namun sebuah kisah yang selalu mengganggu pikiranku adalah cerita tentang para perempuan-perempuan Aceh yang juga ikut bergabung bersama pasukan kerajaan, hal itu adalah sesuatu yang sangat mustahil terjadi di negeri kami dimana para perempuan hanya bertugas di rumah dan para lelakilah yang diwajibkan berlatih untuk persiapan ke medan perang, namun di sana, di Aceh, para perempuan menggenggam pedang dan turun bersama para pejuang lainnya untuk mengusir para si kafir kulit putih.

Kisah yang diceritakan ini terus mengganggu pikiranku dari waktu ke waktu, sehingga jika sebelumnya aku bercita-cita untuk menjadi penjaga baitul maqdis berubah menjadi keinginan besar untuk menjelajahi potongan surga di tanah Asia, aku ingin membuktikan bahwa kisah tersebut benar-benar ada dan bukan hanya cerita mabuk para pedagang dan pelaut.

Umurku kini yang genap19 Tahun, sudah memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi pejuang. Seharusnya bukan masalah bagiku yang untuk lolos seleksi tersebut karena aku termasuk salah satu anak panglima kerajaan Ottoman, namun aku tidak mau mati konyol dan menjadi beban dalam perjalanan ke tanah Asia. Dengan dibimbing oleh para Assasin didikan ibnu batutah, mengayungkan pedang dan melempar pisau adalah keahlian utamaku, selain beberapa trik bertempur yang mereka ajari kepadaku. para Assasin memang sangat terkenal, namun mereka selalu menutup diri dari dunia umum, mereka hanya mengajariku secara sembunyi-sembunyi. Sejak assasin menerima pesanan untuk menghabisi beberapa pejabat, Sultan memerintahkan untuk menangkap dan menghukum mati mereka, namun aku setuju dengan mereka para assasin karena para pejabat yang dibunuh itu adalah mereka para pejabat istana yang suka korupsi dan bermain nakal.

Setelah melewati seluruh test, aku bersama 50 pejuang lainnya siap diberangkatkan ke tanah Aceh, dan ini menjadi awal dari kisahku, menjadi pejuang di negeri orang untuk membela keyakinan dan hakikat yang aku pegang, dan sekaligus untuk membuktikan kebenaran sebuah kisah yang selalu mengganggu mimpiku…

 

(Bersambung…part 1 : Potongan Surga )

read more
Berita Terkini

Kompetensi Guru di Aceh Harus Terus Ditingkatkan,Aceh Caroeng

Wagub Aceh, Nova Iriansyag memimpin Upacara Peringatan HUT PGRI ke-72 di halaman Polda Aceh, Sabtu 09 Desember 2017

Jaringanpelajaraceh.com-Banda Aceh – Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengajak para Guru di Aceh untuk terus meningkatkan kompetensi dan kemampuan dengan mengikuti berbagai pelatihan dan penguatan sehingga memenuhi standar profesionalisme dalam melahirkan anak didik yang berkualitas.

Hal tersebut disampaikan Nova dalam sambutannya pada Upacara Peringatan HUT PGRI ke-72 di halaman Polda Aceh, Sabtu 09 Desember 2017.

“Peran guru dituntut lebih professional agar mampu mendorong peserta didik bersaing dalam era pasar bebas. mau tidak mau, suka atau tidak suka, guru dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi,” ujarnya..

Khusus untuk Aceh kata Nova, perhatian pemerintah terhadap kemajuan pendidikan cukup besar. Bahkan Rasio guru di Aceh lebih baik disbanding di daerah lain di Indonesia.

“Rasio perbandingan guru dan murid adalah 1 berbanding 25, di Aceh sudah mencapai 1 berbanding 11,” jelasnya.

Nova berharap adanya peningkatkan kualitas para guru sehingga pembenahan pendidikan di Aceh dapat terus di perkuat.

Selain itu  lanjut Wagub, PGRI juga harus lebih lebih gigih memperjuangkan kebijakan pendidikan dan nasib agar semakin baik sebagaimana tertuang dalam perundang-undangan

Terkait Guru yang mengajar di pedalaman, Pemerintah Aceh akan memberi perhatian khusus. Keberadaan guru di daerah terpencil diharapkan mampu mendorong adanya pemerataan pendidikan di Aceh.

“Pemerintah akan berupaya memberi penghasilan kepada guru di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Nova juga menghimbau agar seluruh guru di Aceh mematuhi kode etik guru, dan selalu meningkatkan komitmen dan profesionalisme dengan memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik dan masyarakat.

“Kepada seluruh guru di provinsi Aceh, saya mengucapkan terimakasih atas dedikasi dan kerja keras yang telah bapak/ibu persembahkan bagi dunia pendidikan selama ini,” pungkasnya.[]

 

 

sumber:http://acehnews.co

 

read more
Berita Terkini

Sanggar Pegayon Gayo Raih Empat Piala Festival Lagu Daerah TMII

Grup Pegayon Gayo Jakarta usai menerima piala pada Festival Lagu Daerah di Taman Mini Indonesia Indah, Minggu (10/12/2017).

Jaringanpelajaraceh.com.jakarta-Sanggar Pegayon Gayo yang mewakili Provinsi Aceh berhasil meraih empat piala kategori pencipta lagu terbaik, aransemen terbaik, vokal terbaik dan penyaji unggulan dalam Festival Lagu Daerah yang diselenggarakan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Sasono Langen Budoyo,

Festival tersebut adalah festival yang ke-34 kali diselenggarakan. Penghargaan unggulan pencipta lagu daerah terbaik diterima Syekh Saman, arangger terbaik Rio Pegayon, penyanyi terbaik, Fauzul Abadi , dan penghargaan 10 unggulan penyaji pertunjukan terbaik Sanggar Pegayon Gayo.

Azzam dan Rio, dari anggaran Pegayon mengaku bahagia bisa memperoleh prestasi tersebut. “Ini pencapaian yang sangat baik di penghujung tahun,” ujar Azzam Ansyar

Kepala Anjungan Aceh Taman Mini Ir Cut Putri Aliyanur juga mengaku gembira terhadap pencapaian delegasi dari Provinsi Aceh dalam ajang tersebut.

“Ke depan kita memang harus tingkatkan lagi, sehingga pencapaian prestasi dan kreativitas semakin optimal,” katanya.

Sanggar Pegayon Gayo merupakan salah satu sanggar seni Gayo yang aktif di lingkungan Taman Mini dan Jakarta.

Sanggar ini telah tampil di banyaknya tempat, termasuk Taman Ismail Marzuki Jakarta.

Mereka juga melakukan berbagai kolaborasi dengan beberapa seniman Indonesia lainnya.

“Kami akan terus mengembangkan diri. Kami berusaha sekuat tenaga untuk mencapai prestasi terbaik,” ujar Rio yang juga seorang ceh didong.(*)

 

read more
Berita Terkini

Guru Rela Jadi Tukang Jembatan Demi Keselamatan Siswa

Papan lantai jembatan gantung Gampong Jeulanga, Kecamatan Bandardua, Pidie Jaya sudah lapuk dan mengundang bahaya bagi warga, Sabtu (11/11).SERAMBI/ABDULLAH GAN

Jaringanpelajaraceh.com-Berpakaian rapi dengan sepatu mengkilap merupakan penampilan keseharian para guru ketika mengajar anak-anak di sekolah. Telapak tangannya pun halus, sebab hanya memegang kapur, pensil, dan buku.
Namun tidak dengan akhir pekan ini. Puluhan guru di Aceh Singkil itu rela bekerja kasar membangun jembatan menuju SMP 4 Singkil. Pakaiannya pun dipenuhi lumpur bercampur keringat. Mereka beralih profesi menjadi kuli bangunan demi keselamatan siswa yang selama ini harus melewati kubangan banjir menuju sekolah.

Pahlawan tanpa tanda jasa itu tak tahan lagi melihat anak-anak setiap hari pakaiannya basah kuyup ketika hendak masuk ke sekolah yang terletak di Desa Ujung Bawang. Sebab, sekolah yang belum selesai pembangunanya itu terletak di tengah rawa, tanpa dilengkapi jembatan. Sehingga pelajar dan dewan guru harus basah-basahan ketika menuju dan pulang sekolah.

Di bawah komando Ketua PGRI Aceh Singkil M Najur, Minggu (10/12), para guru berjibaku membangun jembatan kayu. Sebagai titian penyeberangan siswa menuju sekolah dari pinggir jalan. Ada yang pegang martil, gergaji, sebagian lagi bertindak sebagai kepala tukang dadakan.

Bahan membuat jembatan berupa kayu dan paku disediakan PGRI. Sedangkan pengerjaannya dilakukan gotong royong oleh guru serta orang tua siswa. “Banyak yang terlibat dalam pembangunan jembatan ini, ada PGRI, KoBar-GB, pihak sekolah, orang tua siswa dan relawan lainya,” kata Najur.

Guru berinisiatif membangun jembatan, sebab khawatir terhadap keselamatan dan kesehatan siswa jika terus bersekolah dalam kondisi pakaian basah. Kemudian proses belajar mengajar pun tidak berjalan nyaman jika berpakaian basah. Apalagi bukan hanya siswa yang basah, tetapi termasuk dewan guru.

Kepala SMP 4 Singkil, Hermayanti mengatakan, pembangunan jembatan menuju sekolahnya dilakukan spontanitas. Ketika melihat siswa terus basah-basahan masuk sekolah. “Saat anak-anak basah-basahan menuju sekolah terlihat oleh pengurus PGRI. Spontan dibangun jembatan dengan bantuan PGRI, kalau sekolah tidak bisa karena tidak ada biaya,” ujar Hermayanti.

Melihata guru serta orang tuanya membangun jembatan. Belasan siswa SMP 4 Singkil turut andil membantu dengan menyediakan minuman. Anak-anak belasan tahun tersebut mengaku antusias ke sekolahnya ada jembatan, walau hanya berupa titian kayu. “Senang sekali dibangunkan jembatan, tidak basah lagi ketika ke sekolah,” kata Santri siswi kelas III SMP 4 Singkil.(de)

 

sumber:http://aceh.tribunnews.com

read more
Berita Terkini

Pemuda adalah Pilar Kemajuan dan Pemersatu Bangsa

                               Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani

jaringanpelajaraceh.com-Pemuda adalah generasi masa depan yang akan meneruskan kemajuan peradaban sebuah bangsa dan negara. Jumlah pemuda Indonesia sekitar 65 juta atau 25 persen penduduk, sehingga berperan strategis mendorong kemajuan bangsa. Pemuda hebat harus memiliki kesiapan mental, spritual, berpengetahuan dan berketerampilan, agar mampu menghadapi persaingan global dan membawa kemajuan.

“Saya mengundang para pemuda untuk ikut menjadi agen pembangunan, berperan aktif dalam menjaga Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai sistem sosial budaya,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dalam sambutan pada acara penutupan puncak Kirab Pemuda Indonesia di Lapangan Kanigoro, Blitar, Jawa Timur 7 Desember 2017.

Melalui kegiatan Kirab Pemuda Nasional 2017, para pemuda dari berbagai latar belakang berbeda, berkumpul, belajar, beraktivitas, dan berinteraksi bersama. Kirab Pemuda ini dapat menjadi momentum bagi pemuda Indonesia untuk memperluas wawasan dan membekali diri menjadi pemuda yang siap mengambil peran dan tanggung jawab pembangunan.

Ditambahkannya, pembangunan akan berhasil jika di dalamnya ada kebersamaan. Namun kebersamaan tidak mungkin terwujud tanpa persatuan. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini, saya ingin mengingatkan betapa pentingnya keberadaan pemuda sebagai pilar pemersatu bangsa.

“Saya percaya, kalian ini para pemuda yang akan membawa Indonesia menuju kemajuan di masa mendatang. Jadilah anak-anak yang berkepribadian yang nantinya akan mewujudkan Indonesia berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaannya,” tegas Puan Maharani.

Menko PMK pun berharap pemuda-pemudi Indonesia mempersiapkan diri dengan kegiatan yang dapat membekali diri untuk kemajuan diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara.

“Marilah pemuda-pemudi Indonesia, dengan semangat persatuan, membangun jiwa dan badannya untuk mengambil peran dan tanggung jawab membangun kemajuan Indonesia yang bersatu,” ajaknya.

Menko PMK dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh panitia pelaksana, Gubernur, Bupati/Walikota, dan seluruh elemen serta masyarakat yang terlibat, dari Miangas-Sulawesi Utara dan Rote Ndao-Nusa Tenggara Timur sampai Blitar sehingga kegiatan ‘Kirab Pemuda Indonesia 2017’ yang diikuti 73 pemuda dari seluruh Indonesia ini dapat terlaksana dengan baik.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Menko PMK mengajak dialog langsung dengan tiga orang perwakilan dari peserta Kirab Pemuda Indonesia yaitu, Fajar siswa SMKN 1 Udan Awu, Blitar, Peni Rahmawati siswi SMA 1 Blitar, dan Jimmy Algerino dari Pulau Rote, Provinsi NTT. Selain Menko PMK, dalam kesempatan ini Menpora Imam Nachrawi dan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo juga memberikan sambutannya. Turut hadir pula dalam acara ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya dan Bupati Blitar, Rijanto. (webtorial)

 

sumber:http://www.viva.co.id/berita/nasional/985347-menko-pmk-pemuda-adalah-pilar-kemajuan-dan-pemersatu-bangsa

read more
Berita Terkini

Pinisi Masuk ke Dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Jaringanpelajaraceh.com-Jakarta, Kemendikbud-Kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada Sidang ke-12 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Pulau Jeju, Korea Selatan, Kamis, (7/12/2017). PINISI: Seni Pembuatan Perahu di Sulawesi Selatan atau PINISI: Art of Boatbuilding in South Sulawesi masuk ke dalam UNESCO Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Penetapan PINISI: Art of Boatbuilding in South Sulawesi sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO merupakan bentuk pengakuan dunia internasional terhadap arti penting pengetahuan akan teknik perkapalan tradisional yang dimiliki nenek moyang bangsa Indonesia yang diturunkan dari generasi ke generasi dan yang masih berkembang sampai hari ini.

Pinisi mengacu pada sistem tali temali dan layar sekuner Sulawesi. “Pinisi” tidak hanya dikenal sebagai perahu tradisional masyarakat yang tangguh untuk wilayah kepulauan seperti Indonesia, tetapi juga tangguh pada pelayaran internasional. Pinisi menjadi lambang dari teknik perkapalan tradisional negara Kepulauan. Pinisi adalah bagian dari sejarah dan adat istiadat masyarakat Sulawesi Selatan khususnya dan wilayah Nusantara pada umumnya.

Pengetahuan tentang teknologi pembuatan perahu dengan rumus dan pola penyusunan lambung ini sudah dikenal setidaknya 1500 tahun. Polanya didasarkan atas teknologi yang berkembang sejak 3.000 tahun, berdasarkan teknologi membangun perahu lesung menjadi perahu bercadik. Saat ini pusat pembuatan perahu ini ada di wilayah Tana Beru, Bira dan Batu Licin di Kabupaten Bulukumba. Serangkaian tahapan dari proses pembuatan perahu mengandung nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari, seperti kerja tim, kerja keras, ketelitian/presisi, keindahan, dan penghargaan terhadap alam dan lingkungan.

Dengan penetapan Pinisi ini, maka Indonesia telah memiliki delapan elemen budaya dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Tujuh elemen yang telah terdaftar sebelumnya adalah Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), dan Noken Papua (2012), dan Tiga Genre Tari Tradisional Bali (2015). Serta satu program Pendidikan dan Pelatihan tentang Batik di Museum Batik Pekalongan (2009).

Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO telah mengadakan sidang sejak 4 Desember 2017 dan akan berakhir pada 9 Desember 2017 di Pulau Jeju, Korea Selatan. Sidang ini dihadiri oleh Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) Prancis, Monaco dan Andora yang juga Wakil Tetap RI di UNESCO, yakni Hotmangaradja Pandjaitan. Sidang juga dihadiri oleh Duta Besar/Deputi Wakil Tetap RI untuk UNESCO, T.A Fauzi Soelaiman; Kepala Seksi Pengusulan Warisan Budaya Takbenda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hartanti Maya Krishna; Wakil Bupati Kabupaten Bulukumba, Tomy Satria Yulianto, beserta tim delegasi Indonesia lainnya.

Hotmangaradja Pandjaitan mengatakan, komunitas dan masyarakat menjadi bagian penting dalam pengusulan Pinisi ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO. Hal ini menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama oleh pemerintah pusat dan daerah serta komunitas untuk memberikan perhatian lebih dalam pengelolaan Warisan Budaya Takbenda yang ada di wilayahnya masing-masing terutama bagi pengembangan pengetahuan, teknik, dan seni warisan budaya takbenda yang perlu dilestarikan di tanah air pada umumnya, seperti pembuatan perahu tradisional Pinisi.

Dalam Sidang ke-12 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Pulau Jeju, Korea Selatan, sebanyak 24 negara anggota komite membahas enam nominasi untuk kategori List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding, dan 35 nominasi untuk kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. Peserta sidang terdiri dari 175 negara yang sudah meratifikasi Konvensi 2003 UNESCO.

Sekretariat ICH UNESCO menggarisbawahi tentang perlunya Indonesia membuat program untuk tetap menjaga ketersediaan bahan baku bagi keberlanjutan teknologi tradisional pembuatan Pinisi yang diwujudkan dalam bentuk perahu yang berbahan baku utama kayu. Selain itu sidang juga menilai perlunya program-program baik melalui pendidikan formal, informal maupun nonformal  terkait dengan transmisi nilai tentang teknik dan seni pembuatan perahu tradisional ini kepada generasi muda.

Bersama dengan Pinisi, yang masuk dalam kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, diinskripsi juga antara lain Organ Craftsmanship and music dari Jerman; Kumbh Mela, Festival keagamaan terbesar dari India yang dilaksanakan 12 tahun sekali; Art of Neapolitan Pizzaiuolo dari Italy; dan Traditional System of Corongo’s Water Judges dari Peru. (Watie Syarie/Desliana Maulipaksi)

 

Sumber :https://www.kemdikbud.go.id

read more
Berita Terkini

Kemenko Maritim dan Kemendikbud Tanamkan Budaya Maritim Melalui Film

Jaringanpelajaraceh.com-Jakarta, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melanjutkan kerja sama erat untuk menanamkan kembali budaya maritim kepada generasi muda. Salah satunya melalui Festival Film Pendek Kemaritiman dan Festival Film Dokumenter Pelajar 2017 yang merupakan kerja bersama Pusbang Film Kemdikbud dengan Deputi Bidang SDM, Iptek dan Budaya Maritim. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy hadir pada malam pemberian penghargaan kepada finalis dan pemenang festival film. Malam Anugerah Budaya Maritim 2017 berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Senayan, Jakarta, Selasa (5/12/2017). ).

“Film juga merupakan the extension of man atau perpanjangan pancaindra kita. Ketika mata kita tidak menjangkau kedalaman dasar laut, melalui sebuah film kita dapat menikmati indahnya alam maritim kita yang indah luar biasa,” disampaikan Mendikbud dalam sambutannya. Menurut Muhadjir kegiatan kompetisi kreatif untuk menumbuhkan kecintaan pada budaya maritim sangatlah penting. Kegiatan seperti ini, menurutnya, juga sekaligus sebagai media pembelajaran bagi generasi muda, dan para pelajar, untuk berpikir kritis, dengan menjaga nasionalisme. “Film sebagai media komunikasi massa mempunyai peranan penting bagi pengembangan strategi budaya, peningkatan ketahanan nasional dalam pembangunan nasional, sarana pencerdasan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta wahana pengembangan potensi diri, dan pembinaan akhlak,” ujar Mendikbud.

Festival film pendek dan film dokumenter mengajak generasi muda untuk dapat lebih cermat dengan sekitar, mampu menggali ide kreatif, sekaligus mengasah keterampilan membuat film bertemakan kemaritiman. Kompetisi yang bertujuan untuk menguatkan kembali kesadaran maritim generasi muda ini. Beberapa tema yang dapat dipilih oleh peserta, di antaranya: Potensi Kemaritiman Indonesia (sub tema: Sejarah dan Dinamika Kemaritiman, Keindahan Alam Laut dan Pesisir, Keunikan Budaya dan Kehidupan Masyarakat yang Berkaitan Dengan Laut dan Pesisir Indonesia); dan Selamatkan Laut Indonesia (sub tema: Pelestarian Alam, Pemanfaatan Laut dan Lingkungannya dan Upaya Penyelamatan Laut Indonesia).

Adapun dari 102 proposal terpilih 20 proposal yg diikutkan dalam workshop pra produksi film dan pendampingan produksi film. Kemudian dari 20 film terpilih 10 nominasi judul film dokumenter yang dikirimkan peserta melalui Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbangfilm), di antaranya: Tukik, Tarek Pukat (Surga Ikan Menawan Ujong Blang), Sewa, Petani Garam Terakhir, Penggerak Menganti, Pelaut Terakhir, Pecalang Segara, Keindahan yang Dipetik, Demokrasi Akar Rumput, dan Akar Sebuah Rasa. Dalam Festival Film Dokumenter Pelajar 2017 ini, dan malam nanti akan diumumkan 3 film dokumenter terbaik. Sedangkan 10 Finalis Film Pendek Kemaritiman yang akan memperebutkan piala Festival Film Pendek Kemaritiman diantaranya: 1. M. Yusuf, Indonesia-A Maritime Heaven in Equator; 2. Studio Amarana, Pemburu Dongeng; 3. Rushdy Karim, Pinisi Bagi Negeri; 4. SMK An Nurmaniyah, Lautan Penuh Harapan; 5. Muhammad Kurniawan, Pahlawan Konservasi (Hari ini Untuk Esok Nanti); 6. SD An Nisa, Cita-citaku; 7. Rohmat Kuslarsono, Mangrove Birth; 8. Syabarudin Ismail dkk., Kalase; 9. BP2IP Malahayati Aceh, Nahkoda dari Ujung Barat; 10. Herman Harsoyo, Transplantasi Terumbu Karang.

Laut Bukan Tempat Sampah
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia (SDM), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan Budaya Maritim Kemenko Maritim, Safri Burhanuddin menjelaskan, Festival Film Pendek Kemaritiman dan Festival Film Dokumenter Pelajar 2017 digelar untuk menghidupkan kembali nuansa maritim dan menumbuhkan kembali kecintaan masyarakat Indonesia akan budaya maritimnya yang pernah jaya dimasa lalu. “Media film pendek dan dokumenter dapat menjadi saluran pengingat budaya maritim kita. Selama ini kita dijejali film dokumenter dari luar, masa kita tidak bisa membuat film dokumenter sendiri?” ujar Safri.Safri juga mengajak untuk menjaga generasi muda menjaga kebersihan laut dari bahaya sampah plastik. “Jangan kita buang sampah ke laut. Laut bukan tempat sampah. Memang kelihatannya hilang terbawa arus, tapi kenyataannya sampah hanya berpindah tempat”. Menurut Safri melalui media audio visual seperti film pendek dan film dokumenter juga menjadi media pendidikan tidak hanya dilihat untuk dinikmati keindahannya, melainkan juga untuk dirawat dijaga dan dilestarikan.

 

 

sumber:https://maritim.go.id

read more
1 21 22 23 24 25 80
Page 23 of 80