Jaringanpelajaraceh – Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh tahun ini kembali melaksanakan peringatan Hari Kesenian Daerah yang dibuka tadi malam, Selasa (12/8) oleh Gubernur Zaini Abdullah. (lebih…)
Jaringanpelajaraceh.com – Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan (Wamendik), Musliar Kasim, atas nama Kemdikbud mengapresiasi kepedulian yayasan komunitas adat terhadap masyarakat adat yang ada di wilayah terpencil. Apresiasi tersebut disampaikan Wamendik pada acara deklarasi Jaringan Pendidikan Komunitas Adat (JaPKA) yang dilakukan oleh perwakilan tiga masyarakat adat dari Kabupaten Mentawai, Provinsi Sulawesi Tengah, dan Provinsi Jambi, di Taman Ismail Marzuki, Selasa (12/08). (lebih…)
Jaringanpelajaraceh.com | Jakarta – Tewasnya dua siswa SMAN3 Setiabudi DKI saat pelatihan untuk anggota baru klub pencinta alam sekolah tersebut memicu kemarahan Pjs. Gubernur DKI Jakarta dan Kadisdikbud DKI Jakarta hingga mengancam akan membekukan semua kegiatan pencinta alam di DKI yang kadung tumbuh subur bukan saja di Jakarta, tapi di seluruh Indonesia. Kematian tersebut disebabkan kekerasan yang dilakukan oleh senior pelatih, meskipun dalam pengawasan guru pembina.
Tentu saja, jika pemerintah DKI Jakarta melarang permanen kegiatan yang sangat baik itu, dapat menjadi rujukan daerah lain ketika terjadi kecelakaan serupa saat berkegiatan di alam bebas. Yang terjadi, kegiatan pencinta alam bakal mati suri.
Tumbuhnya kegiatan alam bebas dalam bentuk petualangan tersebut sangat baik, karena sebagai kegiatan ekstra kurikuler (ekskul), pencinta alam menjadi praktik pendidikan karakter yang paling bernas dan berkelanjutan. Jika pada era 1970-an kegiatan ini masih dianggap elitis dan perbuatan nekat, saat ini sudah menjadi tren. Tren mendaki gunung, misalnya.
Di era tersebut kelompok yang bergaung di tingkat nasional hanya sedikit, sebutlah misalnya Mapala UI, Wanadri, atau Aranyacala Trisakti. Saat ini, hampir tak ada perguruan tinggi di Indonesia yang tak punya klub pencinta alam. Pun, demikian dengan SMA/SMK yang umumnya punya ekskul pencinta alam. Ekskul ini dibanjiri murid yang ingin berekspresi dan terlihat keren.
Namun, beberapa SMA/SMK masih menunda merestui kegiatan pencinta alam menjadi ekskul resmi. Alasannya adalah ketiadaan guru pembimbing, mengingat risiko kegiatan di alam bebas cukup tinggi. Maklum, beberapa sub-kegiatan pencinta alam memang tergolong olahraga atau hobi ekstrim, yaitu arung jeram, memanjat tebing, menelusuri goa, serta mendaki gunung salju.
Pendidikan Karakter
Sebelum hiruk pikuk kurikulum baru, Kementerian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah heboh mengenai pendidikan karakter dengan maksud menyikapi kelesuan sikap dan moral bangsa lewat kampanye 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter. Tetapi, 18 butir karakter baik yang wajib itu sangat sulit diajarkan, karena karakter yang membekas bermula dari kebiasaan yang terukir dan menjadi sikap keseharian.
Menjadi pegiat ekskul pencinta alam mendidik karakter murid menjadi disiplin. Kecerobohan akan memunculkan risiko celaka hingga kematian yang semestinya bisa diperhitungkan (predicted risks), kecuali resiko alam yang tak bisa diperhitungkan, semisal gempa bumi atau gunung meletus.
Pencinta alam juga dilatih tangguh fisik dan psikis menghadapi dinginnya puncak gunung, ganasnya arus liar dan gulungan ombak di laut. Kegiatan ini juga melatih keuletan melewati hambatan alam yang sangat diperlukan saat bekerja.
Alam mengajarkan kebersahajaan, batas kekuatan dan kelemahan diri yang berujung pada kerendahan hati dan penghargaan kepada orang lain. Alam juga mengajarkan rasionalitas dan kejujuran bersikap, disinilah integritas pribadi tumbuh dan matang.
Masih banyak sikap dan karakter handal yang bisa ditumbuhkan dengan menjadi pencinta alam seperti kerjasama, faham tentang keberagaman, kesetaraan manusia dan tentu kreatifitas dalam mencipta.
Mendidik pencinta alam
Mapala UI dan Wanadri sebagai klub kegiatan alam bebas tertua di Indonesia, memiliki tradisi mendidik dalam bentuk pelatihan calon anggota baru. Di Mapala UI diperlukan sedikitnya 6 (enam) bulan teori dan praktek beragam jenis kegiatan alam bebas dan ditutup dengan masa pengembaraan dalam “perjalanan panjang” selama lebih dari sepekan dan berujung dengan perjalanan menuju lokasi tertentu untuk dilantik menjadi anggota baru dengan nomer anggota.
Mungkin saja pola itu diadopsi oleh beberapa ekskul klub pencinta alam, tetapi seringkali dimodifikasi dengan tambahan kekerasan dari senior kepada junior agar tidak “cengeng”. Padahal, sekali pun pada pendidikan TNI dan Wanadri yang terkenal berat, tak pernah ada yang tewas karena kekerasan saat berlatih. Sekali lagi, tewas karena tindak kekerasan, bukan latihan fisik atau berkegiatan yang menguras fisik.
Disiplin, tangguh dan ulet, serta kreatif adalah keharusan dalam kehidupan atau bergiat di alam bebas. Tetapi, karakter itu mustahil tumbuh dalam cara mendidik dengan kekerasan dan instan.
Di Wanadri, karena beragamnya calon anggota, lebih banyak melatih fisik terstruktur dan diceburkan ke situasi ekstrim. Sementara itu, di Mapala UI, karena calon anggotanya lebih seragam, mengutamakan melatih teknis dan gemblengan psikologis dalam bentuk “cela celaan”.
Kedua cara itu terbukti mampu mendidik calon anggota menjadi manusia tangguh saat bekerja dan tidak menghianati kredo seorang pencinta alam, bahwa alam itu tidak bisa ditaklukkan. Prinsip paling utama dipegang oleh anggotanya sangat sederhana, tapi selalu membekas, yaitu; “Jangan bunuh apapun kecuali waktu. Jangan ambil apapun, kecuali foto dan jangan tinggalkan apapun kecuali jejak kaki.”
Melihat hal itu, tentu saja, Gubernur dan Kadisdik DKI harus membuka kembali dan membina intensif ekskul pencinta alam di SMA/SMK dengan cara menggandeng klub sejenis di tingkat perguruan tinggi yang mendidik calon anggotanya dengan benar sebagai mentor. Karena dengan begitulah, tujuan Kemendikbud untuk menerapkan 18 butir pendidikan karakter kepada siswa lebih mudah diterapkan.
Sumber : kompas.com |df
Jaringanpelajaraceh.com | JAKARTA — Kualitas sumber daya manusia di bidang permuseuman Indonesia masih lemah. Akibatnya, museum hanya menjadi tempat perawatan, pelestarian, dan gudang penyimpanan benda bersejarah. Sedangkan, pengetahuan sejarah di balik koleksi kurang digali.
Arkeolog sekaligus pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Daud Aris Tanudirjo, mengatakan, lemahnya kualitas sumber daya manusia permuseuman otomatis mengakibatkan fungsi kuratorial museum tak berjalan.
”Presentasi dan konservasi museum-museum kita jauh ketinggalan dibanding museum-museum luar negeri,” kata Daud ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis (31/7/2014).
Menurut Daud, tak dapat dimungkiri, museum di Indonesia pada awalnya merupakan peninggalan kolonial. Sepeninggal Belanda, museum hanya menjadi semacam ”tempat buangan” dengan sumber daya manusia yang minim pengetahuan permuseuman.
Menurut Daud, kesalahan kebijakan ialah museum hanya dijadikan tempat perawatan, pemeliharaan, dan penyimpanan benda-benda bersejarah. Padahal, museum memiliki visi penelitian. Namun, dalam nomenklatur penganggaran, kegiatan penelitian tidak tercantum sehingga jika museum mengajukan dana penelitian, tidak akan disetujui karena bukan tugasnya.
”Inilah yang mengakibatkan mandeknya fungsi museum,” ujar Daud.
Oleh karena itu, kurator berperan besar dalam mengoptimalkan fungsi museum. Bersama dengan desainer, ia harus mampu menyiapkan konten, mempresentasikan, dan memberikan edukasi publik tentang koleksi-koleksi museum.
”Selama ini, beberapa museum di Indonesia hanya menyerahkan begitu saja tampilan museum kepada pihak ketiga selaku event organizer. Padahal, mereka tidak memiliki pemahaman tentang museum,” kata dia.
Sumber daya manusia yang kompeten dalam pengelolaan permuseuman juga minim. Di Indonesia, hanya ada tiga universitas yang membuka program museologi, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Padjadjaran.
Beri penghargaan
Dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap cagar budaya dan museum, pada Agustus mendatang, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menganugerahkan penghargaan kepada para pelestari cagar budaya dan permuseuman. Khusus untuk kategori juru pelihara museum, penghargaan semacam ini sudah diberikan sejak 2011.
Kepala Seksi Pengembangan Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman Kemdikbud Ni Ketut Wardani mengungkapkan, di seluruh Indonesia, terdapat 328 museum. ”Penilaian kami lakukan sejak akhir Mei lalu. Siapa pun yang berjasa terhadap permuseuman perlu mendapat penghargaan,” kata dia.
Sumber : Kompas.com |df
Jaringanpelajaraceh.com – JAKARTA, Berminat kuliah di Inggris dengan beasiswa? Coba saja daftar program beasiswa Chevening hingga 15 November mendatang.
Program beasiswa Chevening terbuka bagi calon mahasiswa berprestasi dan memiliki potensi kepemimpinan. Sebagai penerima beasiswa, Anda juga akan menjadi bagian dari 43 ribu alumni global dengan pengaruh luas di dunia internasional.
Tahun ini, kesempatan pelajar Indonesia mendapatkan beasiswa Chevening lebih besar. Pasalnya, Chevening menyediakan kuota hingga tiga kali lipat lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Menurut Duta Besar Inggris Sementara , Rebecca Razavi, penambahan kuota berarti akan melahirkan lebih banyak calon pemimpin masa depan dari Indonesia dan Timor-Leste. Nantinya, mereka diharapkan mampu membangun kemitraan dengan Inggris dan meningkatkan kapasitas mereka menciptakan masa depan cerah bagi bangsa Indonesia.
“Hal ini juga menunjukkan peningkatan investasi yang cukup signifikan dari Pemerintah Inggris sekaligus mencerminkan komitmen yang kuat dalam mempererat hubungan personal (people to people) dengan Indonesia,” kata Razavi.
Seleksi beasiswa ini akan dilakukan oleh Kedutaan Besar Inggris dan para sponsor seperti HSBC, Prudential, dan Universitas Warwick. Wakil Rektor dari Universitas Warwick Profesor Nigel Thrift, mengaku, bangga menjadi perguruan tinggi Inggris pertama yang terlibat dalam program beasiswa Chevening di Indonesia.
“Program Chevening memberikan penghargaan bagi pelajar yang berprestasi dengan potensi kepemimpinan yang tinggi. Kunjungan saya ke Indonesia beberapa waktu belakangan ini menyimpulkan bahwa Indonesia tidak pernah kekurangan dalam mencetak kandidat-kandidat yang berprestasi,” imbuhnya.
Pendaftaran dilakukan secara online di laman www.chevening.org/apply. Informasi lengkap tentang beasiswa ini juga bisa disimak di laman tersebut.[]
Sumber: Okezone.com | Ilustrasi Google [rm]
Jaringanpelajaraceh.com – Berbagai kalangan dari mahasiswa, TNI, dan sipil yang berasal dari berbagai profesi antusias mengikuti upacara HUT RI yang akan digelar pada 17 agustus mendatang. Acara yang akan dilaksanakan di bawah laut kawasan Gapang, Sabang, Provinsi Aceh itu telah menerima pendaftaran peserta lebih dari 100 orang. (lebih…)