JAKARTA – Beasiswa The Tan Chay Bing adalah beasiswa prestise yang bertujuan merekrut bakat-bakat dan pemimpin baru di industri seni dan kreatif. Beasiswa diberikan oleh Lasalle College di Singapura. (lebih…)
Liputan6.com, London Sudah menjadi suatu kebiasaan membaca koran di pagi atau sore hari sambil ditemani secangkir kopi atau teh hangat beserta dengan makan ringan. Namun pernahkah Anda berpikir, koran yang telah Anda baca tersebut sebagai penganan ringannya?
Seperti yang dilansir dari Amazingnote, Rabu (30/4/2014), terinspirasi dari tokoh Willy Wonka dalam film layar lebar yang berjudul ‘Willy Wonka and the Chocolate Factory’, sebuah perusahaan koran kemudian menciptakan koran yang bisa dimakan.
Koran Metro lah yang kemudian menjadi koran pertama Inggris yang bisa dimakan. Untuk membuat koran tersebut aman dan dapat dikonsumsi, seorang ahli makanan membuat kertas manis untuk dicetak menjadi koran.
Koran satu ini dibuat dengan bahan-bahan tepung maizena, minyak sayur, permen karet arab, air dan asam sitrat. Kemudian dimasak menjadi pasta dan dicetak jadi lembaran-lembaran tipis layaknya kertas koran.
Koran ini dibuat oleh ilmuwan kuliner Heston Blumenthal, yang terobsesi untuk menciptakan koran yang bisa dimakan. Kemudian koran-koran ini pun dibagikan ke beberapa relawan yang ingin mencoba mengunyahnya.
Sebelum dicetak, pasta ini didinginkan dan kemudian pasta dituangkan di atas lembaran sutra dan diatur penempatan untuk untuk bagian headline, gambar dan tulisan artikelnya. Kemudian barulah dicetak. Proses pencetakan koran yang bisa dimakan ini butuh waktu berjam-jam karena kertasnya lama mengering.
Setelah selesai dicetak koran ini diberi aroma vanili layaknya sebuah kue. Charles Bouuwuet dari perusahaan kertas mengatakan bahwa cara ini bisa mendorong proses daur ulang. Sehingga mengurangi penumpukan sampah kertas. (Ars/Liz)
Liputan6.com, Sao Paulo Pernahkah Anda melihat buah anggur sebelumnya? Umumnya buah anggur akan menggantung pada cabang atau ranting. Namun jika Anda berkunjung ke Brazil, Anda akan menjumpai anggur yang sedikit berbeda dengan tanaman anggur pada umumnya.
Seperti yang dilansir dari Odditycentral, Selasa (29/4/2014), pohon anggur di Brazil ini memiliki keunikan yaitu buah anggur ini tumbuh diseluruh batang pohon hingga bagian batang terkecilnya.
Pohon ini dikenal dengan nama Jabuticaba yang tumbuh di Minas Gerias dan Sao Paulo pada wilayah selatan Brazil. Buah-buah ini tumbuh langsung dari batang dan cabang pohon, sehingga menjadikan pohon Jabuticaba ini memiliki penampilan yang tidak biasa. Jika Anda melihat pohon anggur tersebut dari jauh, maka batang pohon anggur tersebut tampak seperti dihinggapi ratusan serangga berwarna hitam.
Seperti laman Reuters juga tuliskan, keunikan lainnya yang dimiliki pohon ini adalah buah dan bunga anggur dari pohon ini hanya tumbuh satu atau kali dalam setahun. Namun jika terus diairi maka bisa berbunga lebih sering hingga sepanjang tahun untuk yang tumbuh di wilayah tropis. Tak ayal, pohon dengan nama latin Plinia cauliflora ini populer di Brazil karena hanya tumbuh di negara tersebut.
Lebih lanjut, buah anggur yang dihasilkan dari pohon ini bentuknya kecil dan bulat berukuran 3-4 cm yang tebal dengan kulitnya yang berwarna ungu. Memiliki daging kenyal warna pink atau putih, anggur ini rasanya manis dan banyak dijual pedagang di pinggir jalan saat musimnya tiba. Anggur ini bisa difermentasikan sebagai minuman wine atau dijadikan selai selain dinikmati sebagai buah segar.(Elizabeth Swanti)
Memasuki hari kedua pelatihan pengembangan IT siswa dan guru. Para siswa dan guru telah mengalami kemajuan yang pesat, setiap kandidat yang dikirim oleh sekolah sudah mampu membuat web sekolah nya. Masih terdapat beberapa kendala menyangkut dengan jaringan internet yang kurang bagus sehingga agak lambat dalam melakukan uploading foto dan berita.
Justin Vraney, pemilik Sandwich Me In.
Lesthia Kertopati | Rabu, 30 April 2014, 05:00 WIB
VIVAlife – Seorang pemilik restoran di Chicago mengaku belum pernah membuang sampah selama dua tahun menjalankan usahanya. Tapi, jangan dulu mengira restorannya lantas penuh sampah. Sebaliknya, Justin Vrany, 36, menetapkan konsep “zero waste restaurant” alias rumah makan tanpa sampah.
Restoran bernama Sandwich Me In itu berupa restoran siap saji. Padahal umumnya, restoran siap saji memproduksi banyak sampah, mulai dari bahan makanan hingga kemasan pembungkus. Lalu apa yang dilakukan Vraney?
Kepada Huffington Post, Vraney menjelaskan semua “sampah” yang dihasilkan restorannya dia gunakan kembali.
“Saya juga menerapkan konsep pembelanjaan secara lokal, jadi semua produk bahan makanan yang datang ke restoran tidak dalam kemasan besar yang akan menyebabkan banyak sampah,” terang Vraney.
Tidak hanya itu, Vraney juga menerapkan produksi hemat energi dan praktek 5R, yakni Reduce, Reuse, Recycle, serta Reject dan Refuse yang dilakukannya untuk produk-produk berkemasan yang ditawarkan ke restorannya.
Tapi Vraney mengakui, tidak mudah menjalankan restoran tanpa sampah dan juga hemat energi. Selama enam bulan, praktis Vraney kerja sendirian karena dia berusaha menekan energi dan juga produksi sampah.
“Memiliki banyak karyawan sama dengan menambah jumlah sampah,” katanya.
Untuk itu, Vraney dengan selektif memilih karyawannya. Dia hanya mempekerjakan mereka yang punya visi dan misi serupa dengannya.
“Bagi saya, ini bukan soal uang. Saya melihat gambaran besarnya, ini untuk masa depan dunia yang akan saya wariskan bagi anak-anak saya,” ujar Vraney.
Kabar baiknya, karena Vraney tidak mengeluarkan biaya untuk mengelola sampah, dia pun bisa menekan harga jual makanannya. Alasan yang membuat pelanggan terus mengalir ke Sandwich Me In.
Lalu bagimana cara Vraney mengolah “sampah” hariannya? Pria tersebut mengungkapkan, sisa sayuran yang tidak terpakai tidak masuk dalam tong sampah, melainkan disumbangkan pada petani untuk pakan ternak, yang juga merupakan supplier Vraney.
Selain itu, sampah kering seperti kemasan makanan yang dibawa masuk pelanggan, diberikan Vraney kepada seniman lokal untuk dijadikan karya seni.
“Ini bisnis yang berkelanjutan dan saya harap lebih banyak pengusaha restoran bisa menerapkan hal ini,” ujarnya.
Menggunakan teknologi sederhana, belasan siswa sekolah membuat lubang.
VIVAnews – Sejumlah siswa sekolah di Ciamis Jawa Barat, tidak tinggal diam dengan risiko banjir dan kemarau yang melanda di lingkungan mereka.
Dengan menggunakan teknologi sederhana, belasan siswa sekolah berbasis budaya lingkungan di daerah ini membuat lubang resapan bio pori. Lubang ini guna menanggulangi dampak buruk banjir dan kemarau.
Bio pori merupakan lubang silindris dengan kedalaman 50 hingga 80 centimeter yang berfungsi anti banjir, anti kekeringan, anti bawah penyakit seperti demam berdarah, bahkan berguna untuk proses pembuatan pupuk kompos.
Salah satunya sekolah yang menjalankan aksi ini yakni SMK PLus AL Huda Turalak Baregbeg, Ciamis, Jawa Barat. Mereka menerapkan teknologi sederhana tepat guna itu.
Proses pembuatan bio pori sangat sederhana. Dalam hitungan menit, para siswa di sekolah tersebut, mengebor tanah dengan menggunakan pipa besi. Hasilnya, akan muncul sumur tanah yang kemudian ditutup dengan paralon berkawat.
Kepala SMK AL Huda Turalak, Iing Apipudin mengatakan bahwa sekolah akan melibatkan siswanya dalam pembuatan 200 bio pori. Langkah ini dirasakan sangat bermanfaat untuk penghijauan.
Menariknya, pembuatan lubang bio pori itu tak hanya dilakukan di lingkungan sekolah saja. Bisa dibuat di rumah-rumah, tanah luas, hutan kota, dan tempat lainnya kecuali tanah tebing.
Liputan6.com, Amsterdam Pernahkah Anda menyangka sebelumnya jika sebuah pulau dapat berpindah-pindah tempat? Percaya atau tidak, pulau berikut ini dapat berpindah tempat dengan sendirinya.
Seperti yang dilansir dari Amusing Planet, Senin (28/4/2014), Schiermonnikoog merupakan sebuah pulau kecil di lepas pantai Belanda yang terus bergerak ke selatan dan timur karena efek kombinasi angin laut. Alhasil, pulau tersebut terlihat seperti bisa berpindah tempat.
Bila kembali pada 762 tahun yang lalu, Pulau Schiermonnikoog berada 2 kilometer ke utara dari posisinya saat ini. Pulau ini sebenarnya tidak benar-benar bergerak, laut mengikis pulau di satu sisi yang menyebabkan pulau memiliki bentuk yang sedikit berbeda setiap harinya.
Nama Schiermonnikoog sendiri merupakan nama yang diambil dari para biarawan yang dulu tinggal di pulau. Kata Monnik berarti biarawan sedangkan Schier adalah sebuah kata kuno yang berarti abu-abu, mengacu pada warna yang biasa digunakan para biarawan, Oog diterjemahkan sebagai pulau sehingga jika digabungkan,Schiermonnikoog dapat berarti pulau para biarawan abu-abu.
Pulau kecil berukuran 16 km dengan lebar 4 km ini merupakan situs taman nasional pertama di Belanda. Satu-satunya desa yang ada di pulau ini disebut dengan nama yang sama, yaitu Schiermonnikoog, dengan penduduk sekitar 1.000 orang yang tinggal secara permanen.
Setiap tahunnya pulau ini dikunjungi oleh 300.000 orang. Jika kamu ingin berjalan-jalan menggunakan mobil di pulau ini, maka kamu akan merasa seperti di jalan bebas mobil, karena di pulau ini hanya terdapat 200 buah mobil.
– See more at: http://m.liputan6.com/lifestyle/read/2043019/pulau-biarawan-yang-bisa-berpindah-tempat#sthash.6PEt2Vfn.dpuf
Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) sumberpost Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry diharapkan menjadi wadah mahasiswa UIN untuk mengembangkan minatnya dalam dunia jurnalistik dan penerbitan, dan bagi aktivis yang tergabung dalam lembaga kegiatan mahasiswa akan diprioritaskan mendapat beasiswa. (lebih…)
Sumberpost.com | Banda Aceh – Setelah menyelesaikan Ujian Nasional (UN) beberapa waktu lalu, liburan sudah menjadi salah satu tradisi bagi pelajar Aceh untuk beristirahat dari penatnya belajar terus menerus. Mesjid raya Baiturrahman menjadi salah satu tempat utama yang dipilih oleh mereka untuk berwisata (lebih…)