close

slide

Berita Terkini

1,6 Juta Orang Bersaing Jadi PNS

cpns edit

JAKARTA – Sekira 1,6 juta orang mengikuti ujian Tes Kompetensi Dasar (TKD) yang berlangsung serentak kemarin. Dari jumlah ini, pemerintah hanya akan memenuhi 60 ribu formasi, baik di pusat maupun daerah.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Azwar Abubakar menyebutkan, total ada 1.612.854 peserta yang mengikuti tes di seluruh Indonesia.

“Dari angka itu, 963.872 peserta tes berasal dari kategori pelamar umum dan 648.982 peserta merupakan tenaga honorer kategori II,” kata Azwar, seperti dikutip dari laman Setkab, Senin (4/11/2013).

Azwar mengklaim, pelaksanaan tes berjalan lancar dan sesuai rencana. Hal ini, kata Azwar, karena Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) sudah sejak jauh-jauh hari melakukan persiapan.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) selaku Ketua Tim Pelaksana Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) Tes CPNS 2013 Eko Sutrisno mengimbuhkan, pelaksanaan tes CPNS serentak juga melibatkan konsorsium perguruan tinggi negeri (PTN) dan tim quality assurance (QA).

Meski laporan dari Tim Panselnas yang turun ke Lapangan di berbagai daerah menyatakan bahwa hampir keseluruhan proses pelaksanaan tes CPNS 2013 berjalan baik dan sesuai rencana, Eko tidak menampik adanya berbagai kendala kecil.

“Di antaranya infrastruktur yang belum nyaman untuk peserta, kerterlambatan waktu mulai ujian di beberapa titik, permasalahan peserta (keterlambatan, sakit, dan lainnya). Akan tetapi, hal tersebut dapat segera diatasi. Beberapa catatan tersebut tentunya sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan pelaksanaan tahun berikutnya,” imbuhnya. (okezone.com)

read more
Berita Terkini

Nah, Ini Dia Ekskul Yang Ada di Sekolah

saman edit

SEKOLAH enggak melulu belajar di kelas, istirahat, belajar lagi, lalu pulang. Setelah jam pelajaran berakhir, coba deh habiskan waktu lebih lama di sekolah. Bukan untuk main-main enggak jelas, ya, tetapi untuk aktif di kegiatan ekstrakurikuler alias ekskul.

Biasanya, klub ekskul di sekolah dibuat untuk menampung minat siswa. Makanya, klub ekskul yang bisa kita pilih ada yang fokus di olahraga dan kesenian hingga kemampuan profesional.

Meski berbeda-beda, orientasi klub ekskul yang biasa hadir di sekolah adalah:

Olahraga 
Sekolah mana pun pasti mendukung kegiatan olahraga para siswanya. Enggak heran, klub ekskul olahraga sering menjadi favorit siswa. Apalagi jika klub itu memiliki segudang prestasi. Olahraga yang umum menjadi ekskul di sekolah adalah sepakbola, bola basket, bola voli, renang, softball, dan bela diri .

Akademik/profesional 
Ada juga klub ekskul yang dibuat berdasarkan minat akademik atau orientasi profesional. Misalnya, kelompok ilmiah remaja (KIR), klub debat, dan majalah sekolah. Di klub ini, kita bisa mengaplikasikan berbagai teori di kelas, sekaligus mengasah keterampilan profesional di bidang yang kita minati.

Seni 
Suka dengan seni dan budaya? Enggak usah risau, sekolah biasanya punya ekskul teater, marching band, paduan suara, dance, band sekolah, dsb. Di klub ini, kita bisa menyalurkan minat dan bakat, sambil sesekali tampil memamerkan kemampuan kita, baik di sekolah maupun melalui pentas di luar sekolah. Demikian seperti dinukil dari laman e-How, Minggu (3/11/2013).

Klub bahasa 
Ini adalah salah satu cara efektif bagi anak SMA untuk belajar tentang bahasa dan budaya baru. Kita bisa belajar menguasai satu bahasa asing tanpa tekanan harus dapat nilai bagus. Asyiknya lagi, proses belajar ini biasanya dikemas dalam berbagai kegiatan menyenangkan seperti game seru atau jalan-jalan.

Kegiatan luar ruang 
Suka berpetualang di alam bebas? Masuk aja ke klub pecinta alam. Kita bisa belajar bertahan hidup di alam bebas. Sesekali kita akan mendaki gunung dan kemping dengan teman satu klub.

Termasuk dalam kategori ini adalah kegiatan palang merah remaja (PMR). Yup, kita bisa belajar jadi “dokter”. Keahlian kita ini akan sangat berguna ketika tiba-tiba berada pada situasi dan kondisi darurat seperti kecelakaan.

Selamat memilih ekskul, ya!

read more
Berita Terkini

Pendidikan Anak Harus Diperjuangkan

perindoedit

KUPANG – Pendidikan menjadi jalan untuk memajukan perekonomian keluarga. Bila diperjuangkan hingga tuntas, perubahan kondisi keluarga menjadi lebih baik sangat mungkin terjadi. Begitulah disampaikan Hary Tanoesoedibjo saat menjumpai warga di perkampungan, Kelurahan Nunleu, Kecamatan Kota Raja, kupang NTT, kemarin.

Hary bersama istrinya Liliana Tanoesoedibjo menyusuri perkampungan tersebut untuk berdialog dengan warga. Momen ini juga dimanfaatkan warga untuk berkeluh kesah tentang segala permasalahan mereka.

Dalam kesempatan tersebut Hary berpesan untuk tetap memprioritaskan pendidikan anak-anak bagaimanapun kondisi keluarga. “Semuanya dimulai dari pendidikan, pendidikan adalah hal yang sangat penting, dan untuk itu kepada setiap keluarga agar jangan mudah menyerah dalam pendidikan anak,” ujar Calon Wakil Presiden RI tersebut.

Dia menjelaskan, salah satu jalan untuk mengubah dan memajukan ekonomi keluarga adalah dengan memperjuangkan pendidikan anak sampai tuntas, dengan begitu lanjutnya, akan sangat mungkin ada perubahan kondisi keluarga. Dalam kesempatan tersebut HT beserta istri dan rombongan membawa bingkisan bagi warga yaitu sepaket mi instan bagi para warga yang membutuhkan. (okezone.com)

read more
Berita Terkini

LPSDM Sediakan Beasiswa untuk Juara Lomba Sains

scholarship

BANDA ACEH – Koordinator Lembaga Peningkatan Sumber Daya Manusia (LPSDM) Aceh, Dr Bukhari Daud mengapresiasi prestasi lima siswa MAN 1 Lhokseumawe yang terpilih mewakili Aceh ke Lomba Sains Tingkat Nasional di Malang dan Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional di Jakarta, November mendatang.

Sebagai bentuk apresiasi atas prestasi mereka, jika ada di antara lima siswa itu yang meraih kejuaraan di tingkat nasional, maka Pemerintah Aceh melalui LPSDM akan memberikan beasiswa kepada mereka untuk melanjutkan kuliah di dalam maupun di luar negeri.

“Beasiswa itu diberikan penuh, sampai mereka tamat S1,” kata Bukhari Daud yang menghubungi Serambinews.com, Rabu (30/10) siang.

Menurutnya, Gubernur Aceh melalui LPSDM sengaja memplotkan beasiswa kepada anak-anak SLTA Aceh yang memiliki prestasi nasional dan internasional. Misalnya, mereka yang memenangkan oliampiade sains, juara MTQ, dan kejuaraan olahraga tingkat nasional atau internasional. “LPSDM punya pos dana untuk itu,” kata Bukhari.

Jadi, menurut Bukhari, pihaknya berharap dan menunggu agar di antara lima siswa MAN 1 Lhokseumawe yang akan berlaga di tingkat nasional itu ada yang meraih juara, sehingga berhak mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan S1 di dalam atau di luar negeri. “Khusus pemenang lomba sains kita prioritaskan studi ke luar negeri,” kata mantan bupati Aceh Besar itu.

Sebagaimana diberitakan Serambi kemarin, lima siswa MAN 1 Lhokseumawe terpilih mewakili Aceh ke Lomba Sains dan Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional di Jakarta. Mereka adalah Syawali Fitriah, Nabila, Putri Wahyuni, Mila Rozana, dan Dian Putri.

Lomba sains yang diadakan Kementerian Agama RI itu untuk tingkat provinsi berlangsung September lalu, sementara tingkat nasional diadakan di Malang, 5-9 November mendatang. Sedangkan lomba karya tulis ilmiah diadakan Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Aceh yang lomba tingkat nasionalnya berlangsung 7-10 November di Jakarta. (Serambi Indonesia)

read more
Berita Terkini

Siswa SLB Pakai Seragam Goni dan Koran

Murid Sekolah Luar Biasa (SLB) Aceh Tamiang memakai baju dari goni pada acara peringatan sumpah pemuda ke 85 di sekolah mereka, Senin (28/10). SERAMBI/M Nasir
Murid Sekolah Luar Biasa (SLB) Aceh Tamiang memakai baju dari goni pada acara peringatan sumpah pemuda ke 85 di sekolah mereka, Senin (28/10). SERAMBI/M Nasir

* Peringati Hari Sumpah Pemuda

KUALASIMPANG – Memperingati hari sumpah pemuda ke 85 di Aceh Tamiang, Senin (28/10) para siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) memakai seragam pakaian dari goni dan kertas koran.

Kegiatan yang pertama sekali dilakukan itu menjadi perhatian orang banyak. Selain terkesan lucu, tapi juga juga banyak warga yang terharu, karena mereka-mereka itu adalah siswa cacat fisik yang menaikkan bendera menggunakan kursi roda yakni, Rudi dan Sutrisno. Sedangkan Nurian mengguanakan tongkat. Sedangkan yang membaca teks sumpah pemuda siswa tuna netra, Novianti.

Kepala Sekolah Luar Biasa, Aceh Tamiang, Muttaqin kepada Serambi Senin (28/10) mengatakan, biasanya mereka mengikuti upacara memperingati sumpah pemuda di lapangan Pemkab Tamiang, namun pada tahun ini melaksanakan sendiri dengan suasana kontek zaman dulu, seperti menggunakan pakaian goni, kertas koran dengan ditulis slogan pada zaman dulu seperti ditulis anti korupsi, cinta Indonesia, satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air Indonesia. “Ini menandakan sebagai generasi masa depan mereka cinta Indonesia tapi anti terhadap korupsi,” ujarnya.

Filosopinya, sumpah pemuda telah menyatukan perbedaan dari berbagai anak bangsa ini untuk menjadi satu yang merupakan indentitas bangsa,” ujar Muttaqim dan menambahkan, sebagai generasi penerus harus di isi dengan berbagai prestasi.

Penggerek bendera, Nurian salah satu siswa SLB yang berprestasi, anatara lain, juara satu tingkat nasional balap kursi roda OSN  2013 di Kalimantan Timur, Juara II lomba lari kursi roda lomba 100 meter pada Perpanas 2013 di Jakarta dan Juara II tingkat nasional cabang olah raga tolak peluru. Namun berbagai pretasi tingkat daerah sampai nasional kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat.

Sementara itu, Pemkab Tamiang menggelar peringatan hari sumpah pemuda di lapangan depan kantor bupati yang dihadiri siswa, pegawai, OKP, KNPI dengan inspektur upacara, Bupati Aceh Tamiang, Hamdan Sati.(http://aceh.tribunnews.com)

read more
Berita Terkini

IAIN Ar Raniry Resmi Menjadi UIN

 IAIN

BANDA ACEH – Penantian panjang IAIN Ar Raniry Banda Aceh untuk menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) terwujud. Status kampus yang letaknya di Kopelma Darussalam itu resmi meningkat usai terbit Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 64.

“Perubahan status IAIN menjadi UIN Ar Raniry merupakan sebuah kado istimewa bagi Kampus Jantong Hate (jantung hati) rakyat Aceh yang genap usianya 50 tahun, tepat pada 5 Oktober 2013,” kata staf khusus Rektor IAIN Ar Raniry, Jumat (11/10/2013).

Dia menyebutkan, Perpres tertanggal 1 Oktober 2013 tentang peningkatan status IAIN menjadi UIN yang ditandatangani langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, telah diterima pihaknya, Kamis, 10 Oktober di Kantor Sekretaris Kabinet, Jakarta.

UIN Ar Raniry Aceh tercatat sebagai UIN ketujuh dan termuda di Indonesia, setelah UIN Sunan Syarif Kasim. Terhitung sejak 1 Oktober 2013, segala yang menyangkut dengan nama, status serta aset baik tetap maupun bergerak, termasuk mahasiswa, dosen, dan karyawan IAIN secara otomatis menjadi aset UIN Ar Raniry.

“Syukur Alhamdulillah, di tahun emas IAIN Ar Raniry berhasil mengukir suatu sejarah penting dalam pengembangan jati diri, yaitu perubahan status menjadi universitas,” kata Saifullah.

Rektor IAIN Ar Raniry, Prof Farid Wajdi Ibrahim mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung dan bersama-sama memperjuangkan perubahan status menjadi UIN. Menurutnya, UIN Ar Raniry akan diresmikan pada puncak Dies Natalis ke-50 IAIN Ar Raniry dalam rapat senat terbuka, bersamaan dengan beberapa rangkaian kegiatan lainnya usai Idul Adha.

Farid mengatakan pihaknya juga akan membuka beberapa fakultas baru mulai tahun depan, di antaranya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Psikologi dan Konseling serta Fakultas Sains dan Teknologi. (okezone.com)

read more
Berita Terkini

Banda Aceh Didik Sembilan Hafizh Cilik Kini Sudah Hafal 2 sampai 3 Juz

hafizh

Banda Aceh – Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh tahun ini membiayai pendidikan Sembilan hafizh (penghafal Alquran) berusia sekitar 13 tahun. Kesembilan hafizh itu dididik di Ma’had Darut Tahfizh Al-Iklas di Jalan Rambutan. Kompleks Villa Buana Gardenia Gampong Ajuen, Aceh Besar.

Kabid Pengembangan Syariah dan Dayah Dinas Syariah Islam Kota Banda Aceh, Ida Friatna kepada Serambi, kemarin mengatakan kesembilan hafizh yang dibiayai pendidikannya oleh Pemko Banda Aceh tersebut, merupakan hasil seleksi di Sembilan kecamatan. Artinya, satu kecamatan dipilih satu orang. Selain di pasantren, mereka juga belajar disekolah umum.

Program rekrutnya, kata Ida, dilakuan pada Februari, dan kesembilan hafizh cilik hasil seleksi itu sudah masuk pasantren pada Maret. Hingga saat ini atau tujuh bulan setelah mengikuti pendidikan tahfizh, para hafizh cilik ada Banda Aceh itu sudah mampu menghafal Alquran rata-rata dua hingga tiga juz.

Untuk mengevaluasi sekaligus menguji kemampuan hafizh tersebut, Wakil wali kota Illiza Sa’adudin TA, Kadis Syariat Islam Mairul Hazami, Kabag Keistimewaan Zahrol Fajri, Plh Kabag Humas Wirzaini Usman, Camat Kuta Alam Azhari Aiga Putra, dan Ida Friatna, mengunjungi pasantren itu, kamis (10/10) lalu.

Melalui program tahfizh itu, Illiza berharap suatu saat Kota Banda Aceh akan menjadi Bank Hafizh”. Pada kesempatan itu, Illiza mengaku bangga dan bahagia melihat perkembangan kemampuan menghafal Alquran para santri binan Pemko Banda Aceh tersebut.

Sementara Pimpinan Darut TahfizhAl-Ikhlas, Ustaz Zulfikar Sag mengatakan, sejauh ini para santri asal Banda Aceh tersebut sangat disiplin dan serius dalam menempa diri agar terus menambah jumlah hafalan Alquran.

Hafizh binaan Banda Aceh

  • Ikhwan jamil
  • Muhammad Ali Akbar
  • Fitratul Anbiya
  • Teuku Akbar Ramadhan
  • Farabi Auliya
  • Vicky Rajas Rahmatullah
  • Muhammad Nanda
  • Mahdali Iqra
  • Birul Waliday (Serambi).
read more
Berita Terkini

Kiat Mengembangkan Kecerdasan Anak

ibu

SETIAP orangtua tentu berharap anaknya tumbuh sehat dan cerdas sehingga mereka sukses di masa depan. Untuk itu, selain memastikan  anak mendapat nutrisi yang baik, orang tua juga perlu menjalankan pola asuh yang tepat sehingga kecerdasan anak terus berkembang.

Mengembangkan kecerdasan anak bukan berarti harus mengikutkan anak pada les ini-itu. Dengan interaksi sehari-hari kita juga menstimulasi  anak agar mereka lebih pintar.

Pertama, ketahui minat dan ketertarikan anak. Apa yang disukai anak, apakah membaca buku, berolahraga,bermain musik atau memasak. Mengenali minat anak yang besar pada satu bidang sangat membantu kita untuk menggali potensinya. Anda juga lebih mudah mengajari anak berbagai hal melalui hal-hal yang menjadi minatnya itu sehingga kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan.

Kedua, dorong untuk bertanya. Dalam setiap kesempatan, dorong si kecil untuk untuk bertanya. Rasa ingin tahunya yang besar merupakan modal untuk mengajarinya berbagi pengetahuan baru.

Ketiga, Ajari mereka menemukan jawaban. Setelah bertanya tentunya akan lahir rasa ingin tahu. Alih-alih langsung memberikan jawaban, ajaklah anak untuk mencari jawabannya bersama, misalkan dengan membuka buku atau melakukan dmonstrasi sehingga imajinasi anak lebih terbangun.

Keempat, membangun rasa ingin tahunya atas jawaban yang diberikan. Jangan bosan menjawab pertanyaan anak, bahkan jika ia terus menerus bertanya. Satu informasi baru yang diterimanya saling terkait sama lain sehingga  kelak ia akan membangun kesimpulan sendiri.

Kelima, lakukan permainan yang memecahkan masalah. Cukup banyak permainan yang bisa membantu anak mengembangankan kemampuannya memecahkan masalah. Misalnya bermain membuat bentuk dari lego, membuat kata, dan masih banyak lagi.

Keenam, dorong ia untuk terus menyukai hal-hal baru. Meski anak sangat berminat pada musik, bukan berarti anda tidak perlu mengenalkannya pada kegiatan olahraga. Ajarkan anak pada hal baru sehingga wawasannya bertambah luas.

(Serambi)

 

read more
Berita Terkini

SMPN 19 Percontohan Bagi-bagi Kurban

Kurban

BANDA ACEH – SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh, Rabu (16/10) menyembelih empat ekor lembu dan satu ekor kambing kurban.

Kepala sekolah SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh, Dra Kasumi Sulaiman mengatakan,
Kurban yang merupakan hasil sumbangan (meuripee) siswa dan kurban dewan guru, dagingnya dibagi-bagi kepada seluruh 290-an siswa dan tenaga pendidikan dan kependidikan setempat.

Panitia kurban, Lisanuddin menyebutkan seluruh daging kurban diisi dalam kantong berwarna putih. “Ini dilakukan sehubungan adanya imbauan Balai POM untuk tidak menempatkan daging dalam kresek hitam,” katanya.

read more
Berita Terkini

Lifya, potret kegigihan guru pendidikan luar biasa

slb

Pilihan menjadi seorang guru Pendidikan Luar Biasa awalnya mungkin bukan cita-cita bagi banyak orang, termasuk Lifya, S.Pd, Guru SLB (Sekolah Luar Biasa) Wahana Asih Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Apalagi keinginannya untuk menjadi guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus sempat mendapat lampu”kuning” dari kedua orang tuanya.

“Orang tua tidak melarang tetapi menolak secara halus. Ayah memberikan pertimbangan bahwa mendidikan anak-anak berkebutuhan khusus adalah tugas mulia namun tantangannya sangat berat. Demikian juga ibu, meski seorang guru, beliau mengatakan mengajar anak normal saja susah apalagi anak luar biasa,” kata Lifya ketika mengisahkan awal dirinya tertarik pada Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) setamat SMA.

Apa yang membuat Lifya memiliki ketertarikan begitu besar pada SPGLB? Informasi yang didapat dari berbagai sumber menyebutkan lulusan dari SGPLB akan langsung bekerja dan ditempatkan di SD Luar Biasa di wilayah kota. Selain langsung bisa bekerja, lulusan SGPLB akan diangkat menjadi pegawai negeri sipil golongan II/b.

Lifya langsung membulatkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikan D2 di SGPLB meski ia menyadari kedua orang tuanya belum sepenuh hati mengizinkannya melanjutkan pendidikan di SGPLB. Namun, melihat kegigihan putrinya, kedua orang tua Lifya akhirnya luluh dan memberi izin.

Setelah lulus dari SGPLB pada tahun 1987, Lifya diberi arahan kepala sekolah untuk melanjutkan kuliah di Jurusan Pendidikan Luar Biasa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung atau saat ini dikenal dengan Universitas Pendidikan Indonesia. Lifya menjadi satu-satunya siswa SGPLB yang diterima di IKIP Bandung. Maka berangkatlah dirinya seorang diri merantau ke tanah Pasundan untuk mencari ilmu.

“Ketika saya akan berangkat ke Bandung, seluruh warga desa tempat saya tinggal mengantar saya seperti ketika hendak pergi berhaji. Anak-anak berlarian di belakang bemo yang membawa saya,” kenangnya.

Setelah lulus kuliah di IKIP Bandung tahun 1991 Lifya pernah melamar menjadi dosen di almamaternya. Namun, begitu mendengar anaknya melakukan itu ayahnya melarangnya. Ayahnya memberi pertimbangan, Lifya akan lebih mudah naik pangkat jika mengajar di sekolah luar biasa dibandingkan menjadi seorang dosen. Maklum saja ayahnya merupakan pegawai di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).

“Ternyata nasehat bapak benar, teman-teman kuliah saya dulu saat ini masih golongan III/c, namun saya sudah IV/b,” kata perempuan kelahiran Padang, 4 April 1966 ini.

Pesan ayahnya pula untuk menyimpan semua dokumen yang dimiliki dengan baik, ternyata sangat berguna. Saat dirinya membutuhkan berbagai dokumen untuk pengurusan keikutsertaan dalam berbagai lomba, Lifya tidak mengalami kesulitan sama sekali.

Mengabdi di kampung halaman

Setelah menamatkan kuliah dan mendapatkan SK pengangkatan pada tahun 1994, Lifya kembali ke kampung halamannya untuk mengabdikan ilmunya bagi masyarakat yaitu mengajar di Sekolah Muaro Budi di Desa Kubur Harimau, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.

“Nama Desa Kubur Harimau sempat membuat saya bergidik, maklum saja dari namanya terkesan seram untuk didengar, meskipun belum tentu keadaannya seseram namanya”.

Ia pun melangkahkan kaki ke desa itu. Ternyata bangunan sekolah tersebut merupakan bekas balai desa yang sudah tidak terurus sehingga penuh dengan debu. Namun, kondisi bangunannya ternyata tidak seperti yang ia bayangkan sebelumnya.

“Jumlah murid saya pertama kali sebanyak 30 orang,” kata Lifya.

Baru saja sekolah tersebut dibersihkan dan digunakan sebagai tempat belajar-mengajar, tiba-tiba saja api membakarnya.

“Tiba-tiba saja terbakar. Saya terpukul, dan bingung mencari tempat bagi anak-anak didik saya,” kata Lifya yang menganggap Solok menjadi kampung keduanya.

Berkat bantuan seorang warga desa, Lifya menemukan tempat pengganti. Namun, jangan dibayangkan tempat itu berupa gedung besar. Tempat itu hanyalah sebuah warung yang terletak di pinggir jalan yang sudah tidak lagi digunakan pemiliknya. Di tempat itulah proses belajar-mengajar kemudian berlangsung. Meskipun hanya berupa warung, Lifya sangat bersyukur karena pemilik warung meminjamkannya dengan ikhlas.

Perempuan yang memiliki tiga anak ini juga menceritakan berbagai pengalaman unik lainnya.

“Saya sering mendapat tugas memotong rambut murid saya. Semua itu saya lakukan dengan rapi. Pemotongan rambut ini bukan merupakan hukuman seperti yang banyak terjadi kepada murid di sekolah,” kata Lifya seraya menambahkan bahwa kegiatan ini murni kegiatan sambilan di sela pekerjaan utamanya sebagai tenaga pendidik.

Terkadang juga Lifya membawa murid-muridnya ke pancuran masjid untuk menunjukkan kepada mereka cara mengurus diri sendiri, mulai dari mandi, keramas, hingga mengganti pembalut karena `sekolah’ mereka tidak memiliki kamar mandi sendiri.

“Pengalaman saya banyak sekali. Salah satunya adalah anak-anak menjadi sangat kuat karena medan Desa Kubur Harimau cukup sulit`, kata Lifya yang sementara berpisah dengan suaminya yang bekerja di Palembang .

Mungkin ini pulalah yang mengakibatkan dua anak didiknya pernah menjadi juara I cabang olahraga atletik dalam Pekan Olah raga dan Seni (Porseni) tingkat kabupaten.

Lifya memahami sepenuhnya bahwa profesi seorang guru membutuhkan pengorbanan yang besar. Ia pun tidak pernah mengeluh, sebaliknya tetap dengan tekun dan ikhlas melakukan segala tanggung jawabnya. Lifya memahami bahwa tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntun para murid melakukan berbagai kegiatan belajar untuk mencapai kemandirian sehingga anak didiknya kelak bisa tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.

Setelah lima tahun mengajar di Solok, Lifya memutuskan untuk pindah ke Kota Padang dan akhirnya ditempatkan di SLB Wacana Asih hingga sekarang. Di tempat ini Lifya memiliki berbagai pengalaman yang tidak kalah menarik dibandingkan ketika berada di Solok.

Di tempat baru ini Lifya selalu berangkat jam 07.00 WIB dari rumah. Jarak dari tempat tinggalnya ke sekolah sekitar 17 kilometer, ditempuh dalam waktu 30 menit.

“Rumah saya di gunung, sementara lokasi SLB Wacana Asih ada di dekat pantai,” kata perempuan yang menganggap Solok telah menggemblengnya sehingga mampu menjadi guru yang tangguh dan Padang telah membuka wawasannya untuk mulai berkiprah.

Karakteristik murid-murid di tempat barunya ini berbeda dibandingkan dengan murid-muridnya di Solok. Murid-murid SLB Wacana Asih banyak yang memiliki orangtua berpendidikan, sehingga mereka banyak yang memiliki kemampuan melukis, membaca puisi atau berpantomim.

Baik di sekolah lama maupuan yang baru, Lifya tidak menemukan hambatan berarti. Ia tetap dapat bercengkerama dengan murid-muridnya, mengajarkan mereka berbagai keterampilan yang kelak dapat digunakan untuk memulai hidup di tengah masyarakat

Prestasi buah kegigihan

Pada tahun 2010, Lifya menerima penghargaan sebagai Juara III Guru Berdedikai Tingkat Kota Padang. Setelah itu ia menjadi Juara III Guru Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2011 dan Juara II Guru Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2012.

Prestasinya berlanjut di tahun 2013 dengan meraih Juara I Guru Berdedikasi se-Kota Padang, Juara I Guru Berdedikasi Provinsi Sumatera Barat serta menjadi Juara II Guru Pendidikan Khusus Berdedikasi Tingkat Nasional.

Bagi Lifya, penghargaan yang diraihnya juga dipersembahkan untuk suaminya, Duhani (48) dan kedua anaknya, masing-masing Hasanatul Aini (20) dan Fahmi Fahrozi (17). Anak pertamanya saat ini kuliah di Jurusan PLB Universitas Negeri Padang. Meskipun belum selesai, ia sudah mengabdi dengan sukarela menjadi guru seperti dirinya.

Pilihan menjadi guru bagi anak berkebutuhan khusus ternyata bukan merupakan pilihan yang salah, karena dengan kegigihannya Lifya berhasil memperoleh penghargaan sebagai Guru Pendidikan Khusus Pendidikan Dasar Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2013, sebuah prestasi yang banyak diidam-idamkan oleh banyak guru di seluruh Indonesia. (ANTARA News)

read more
1 74 75 76 77 78 80
Page 76 of 80