close

slide

Berita Terkini

Pelajar SMA Singkil Utara Unjuk Rasa

Pelajar SMA Singkil Utara Unjuk Rasa
Siswa SMA Negeri 1 Singkil Utara, berunjuk rasa ke Dinas Pendidikan Aceh Singkil, menuntut pembatal mutasi terhadap kepala sekolah mereka, Senin (7/10)
  

* Tuntut Mutasi Kepsek Dibatalkan

SINGKIL – Ratusan pelajaran SMA Negeri 1 Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil, melakukan unjuk rasa ke Dinas Pendidikan setempat, Senin (7/10). Siswa menuntut kepala sekolah SMA Singkil Utara, Asdi yang diganti Sugiarto dalam mutasi, Jumat (4/10) lalu oleh Bupati Safriadi, dikembalikan ke SMA tersebut. Siswa menyatakan akan mogok belajar sampai tuntutannya dipenuhi.

Mengenakan seragam putih-putih, siswa datang menggunakan mobil bak terbuka dan sepeda motor sambil membawa spanduk serta poster berisi tuntutan. “Kembalikan Pak Asdi! Kami mogok belajar sampai Pak Asdi kembali menjadi kepala sekolah kami,” kata Khairul, orator pengunjuk rasa yang disambut terikan siswa lainnya.

Orator lainnya, Indra menyatakan, siswa menginginkan Asdi tetap menjadi kepala sekolah  lantaran sudah terbukti mampu meningkatkan prestasi SMA Singkil Utara.

Di hadapan Kepala Dinas Pendidikan Aceh Singkil Yusfit Helmi dan Asiten I Setdakab Hermanto yang menumui siswa, Indra mengisahkan, dirinya mampu menjadi atlet lari jarak jauh berkat motivasi dan dukungan Kepala Sekolah Asdi. “Beliau mampu memotivasi kami belajar dan mengukir prestasi,” ujarnya.

Lain lagi dengan Ramika, siswi kelas tiga sekolah tersebut. Sambil berderai air mata dan suara terbata-bata ia membacakan satu persatu rasa cinta serta segala curahan perasaan para siswa kepada sang kepala sekolah yang ditulis di poster.

Sosok Asdi menjadi idola, sehingga siswa sangat terpukul dan merasa kehilangan begitu mengetahui ang Kepsek dimutasi. “Kami tidak mau Pak Asdi dimutasi,” kata Ramika.

Kepala Dinas Pendidikan, Yusfit Helmi, menyatakan, aspirasi siswa diterima pihaknya. Namun tidak bisa langsung memutuskan. Dirinya akan segera menyampaikan tuntutan para siswa kepada Bupati Aceh Singkil.

Ia juga menjelaskan, alasan mutasi semata-mata demi penyegaran serta karena menjalankan peraturan. Asdi, kata Yusfit, sudah 15 tahun menjadi kepala sekolah. Sementara sesuai Qanun Nomor 8 tahun 2005, kepala sekolah hanya dibolehkan menjabat dua periode. “Masing-masing periode empat tahun, bisa diperpanjang sampai dua periode jika dipandang mampu dan berhasil,” jelasnya.

Sementara Asiten I Setdakab, Hermanto meminta siswa kembali belajar sambil menunggu langkah yang akan dimbil pemerintah menyikapi unjuk rasa tersebut. Sayangnya, siswa tetap menyatakan mogok belajar sebelum tuntutan dipenuhi. “Tolong kembali belajar. Pak Bupati, Pak Kadis Pendidikan dan pejabat terkait akan datang ke sekolah menemui adek-adek membahas masalah ini,” kata Hermanto.

Usai dari Dinas Pendidikan, siswa dengan pengawalan kepolisian, menuju kantor DPRK Aceh Singkil, menyampaikan tuntutan serupa. Semula pelajar SMA Singkil Utara itu, akan berunjuk rasa ke kantor bupati. Namun karena Bupati, Wakil Bupati dan Sekda tidak ada di tempat, siswa memilih menuju DPRK. Di kantor wakil rakyat ini para siswa ditemui oleh Ketua DPRK Putra Ariyanto.

Di hadapan para pelajar, Putra Ariyanto menyatakan, akan memanggil pejabat terkait membicarakan tuntutan pengunjuk rasa. Sambil menunggu proses itu, siswa diminta belajar seperti semula. Lagi-lagi permintaan itu, mendapat penolakan. Siswa sepakat mogok belajar kalau Asdi, tidak dikembalikan menjadi Kepala Sekolah SMA 1 Singkil Utara.

Pergantian Asdi, sebagai Kepala SMA Negeri 1 Singkil Utara, membuat ratusan pelajar merasa kehilangan. Asdi, terlanjur diidolakan para siswa. Ia dinilai berhasil menjadikan SMA Singkil Utara sebagai sekolah favorit di Aceh Singkil.

Sosok Asdi memang sedikit unik. Banyak siswa yang menyayanginya tapi ada juga yang membenci. Sekitar tiga pekan sebelum mutasi, ia sempat dipukul oleh salah satu siswanya. Penyebabnya, Asdi tidak mau menerima siswa bersangkutan sekolah, karena dinilai nakal.

Keunikan lain, ia tidak mau keberhasilnya diekspos media. Serambi beberapa waktu lalu sempat mewancarai keberhasilan sekolah dipimpinya, namun anehnya begitu difoto, ia menolak dengan alasan tidak mau terkenal. “Biarkan siswa, guru dan masyarakat sekitar yang menilai saya berhasil tidaknya,” katanya kala itu.

Kepala Dinas Pendidikan Yusfit Helmi, menyatakan mutasi, tidak ada kaitanya dengan pemukulan oleh siswa terhadap Asdi. Menurut Helmi, Asdi merupakan kawan dekatnya, mutasi benar-benar dilakukan demi penyegaran serta menegakan aturan.

“Beliau kawan tidur saya sejak kecil, bagus dan berhasil, tapi tidak mungkin terus-terusan menjadi kepala sekolah sampai pensiun. Beliau dimutasi siapa tahu akan mendapat jabatan lebih bagus dari pimpinan,” kata Yusfit.

Sementara itu, Asdi, yang dikonfirmasi terkait unjuk rasa siswa, mengaku menagis mendengar informasi begitu besar rasa cinta anak didiknya terhadap dirinya. Ia tidak menyangka anak didiknya akan melakukan unjuk rasa.

“Ini mungkin buah dari kasih sayang yang telah saya tanamkan ke anak-anak. Anak-anak mungkin sedih saya baru jatuh (dipukul siswa) tertimpa tangga lagi. Mereka spontan menunjukan kecintaanya di luar bayangan saya,” katanya.

Sebagai abdi negara Asdi menyerahkan persoalan ini, kepada atasannya. “Saya tetap berperinsip tidak seperti ayam bertelur. Bertelur satu tahu sekampung. Prinsip saya seperti dulu bertelurlah seperti penyu, telurnya beratus tapi tidak ada yang tahu,” ujarnya.(http://aceh.tribunnews.com)

read more
Berita Terkini

Atraksi Ular di Langsa, Pawangnya Tewas Dipatuk Kobra

Atraksi Ular di Langsa, Pawangnya Tewas Dipatuk Kobra

 

Langsa – Hati-hati bagi Anda yang mencintai satwa liar khususnya ular kobra. Sebab, bisa saja hewan berbisa peliharaan yang anda cintai itu membuat anda celaka. Toh, seperti yang dialami Sultan (32), warga Medan. Ia dikabarkan tewas setelah beberapa menit di patuk ular kobra kesayangannya dalam atraksi akrobat (jual obat, red) cium ular di Lapangan Merdeka Kota Langsa, Aceh, Minggu sore (06/10/2013).

Sebagaimana informasi yang diperoleh The Globe Journal, pawang ular tersebut dipatuk Cobra saat ia menunjukkan atraksi akrobat cium ular. “Saat ia sedang mencium cobra tersebut, hewan mematikan itu langsung mematuk lidah si pawang. Namun, awalnya si pawang itu hanya terlihat biasa saja bahkan ia sempat menghisap rokok,” kata salah seorang warga Langsa, Mulyadi (35), yang sempat melihat atraksi tersebut.

“Tetapi, selang beberapa menit kemudian ia jatuh tak sadarkan diri. Sedangkan ularnya itu sudah terlebih dahulu ia masukkan ke dalam kotak yang ia bawa,” tambahnya.

Sementara informasi lain menyebutkan, saat pertunjukan si pawang mencium sang cobranya itu, membuat ratusan penonton tegang dan ramai-ramai bertepuk tangan ketika bibir sang pawang melekat di ubun-ubun sang cobra.

Saat tepuk tangan itulah membuat si kobra terkejut dan mematuk sang pawang hingga lidahnya mengeluarkan darah. Kepada penonton, pawang bertubuh kurus itu berpesan agar jangan ada yang meniru adegan berbahaya seperti yang sedang ia tunjukkan itu.

“Sangat menegangkan ketika ia mencium hewan peliharaannya itu. Bahkan, ia juga sempat berpesan agar jangan ditiru adegan semacam yang ia lakukan itu, karena berbahaya katanya. Tapi nasib berkata lain,” ujar Dani (28) yang menghubungi The Globe Journal. Dani adalah salah satu warga yang sempat menyaksikan atraksi itu.

Akibat dari kejadian itu, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Langsa untuk diselamatkan. Namun nasib berkata lain, nyawa si pawang ini tidak bisa diselamatkan.

Menurut petugas medis, korban bernama Sultan meninggal ketika dalam perjalanan menuju RSUD. Kini, jasadnya sudah dibawa pulang ke kediaman duka di Medan (theglobejournal.com).

read more
Berita Terkini

10 Sekolah Dasar Siaga Bencana

IMG_20130930_110401 edit

Banda Aceh – Dinas Pendidikan Aceh telah menetapkan 10 sekolah tingkat dasar tersebar di kawasan rawan bencana Banda Aceh dan Aceh Besar sebagai sekolah siaga bencana . Launching dilakukan setelah simulasi penanggulangan bencana Gempa Bumi dan Kebakaran. Sabtu (21/9) di Sekolah Dasar Negeri 65 Lampulo, Banda Aceh.

Bahrum Yacop Kepala Bidang Pendidikan Dasar dalam sambutannya menyebutkan Penyelenggaraan pendidikan kebencanaan Dinas Pendidikan Aceh tahun 2013 ini  dipusatkan pada penguatan kapasitas manajemen sekolah, guru, dan siswa guna  memberi dampak positif terhadap penumbuhan kesadaran, pengetahuan, dan perubahan kebijakan di sekolah. Terlebih adanya dukungan baik dari dinas pendidikan kabupaten kota.

Sebagai pilot project, Program  ditujukan untuk 10 sekolah tingkat dasar yang berada di kawasan rawan bencana, difokuskan pada wilayah Banda Aceh, dan Aceh Besar tersebar di lima Kecamatan Kutaraja, Kuta Alam, Syiah Kuala, Baitus salam, dan Darussalam

 Lebih dari 2000 warga sekolah yang akan menerima manfaat langsung dari berbagai kegiatan peningkatan kapasitas sekolah menuju siaga bencana

 Pembelajaran atau praktek terbaik yang didapat dari program ini 90 persen siswa, guru mengetahui apa yang harus dilakukan  untuk penanggulangan bencana di sekolah, tingkat Kepercayaan orang tua murid terhadap sekolah meningkat, sekolah memiliko peta evakuasi, jalur evakuasi, dan standart operational Prosedure (SOP) sebagai acuan sekolah dalam bertindak, semoga sekolah dampingan menjadi model dan referensi sekolah siaga bencana ditingkat lokal maupun nasional

Beliau berharap kerjasama instansi/ lembaga-lembaga yang hadir pada hari ini, dapat menjadi rekan kerja dalam rangka pelaksanaan kegiatan serta memberikan gagasan-gagasan baru sehingga menjadikan masyarakat sekolah yang aman dari bencana sehingga belajarpun nyaman

Selain itu Simulasi gempa bumi diikuti 150 warga sekolah, terdiri dari siswa dan guru, komite, kepala desa, sedangkan simulasi pemadam kebakaran dipandu langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banda Aceh,

Turut hadir Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Banda Aceh dan Aceh Besar, Basarnas, PMI, IOM, F-PRB dan Mahasiswa Magister Kebencanaan.

read more
Berita Terkini

Aceh Besar Juara PKA

menyerahkan-trophy-juara-umum
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah (kanan) menyerahkan trophy juara umum Pekan Kebudayaan Aceh (PKA)-6 kepada Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah pada malam penutupan di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Minggu (29/9).

* Gubernur: Manfaatkan Anjungan Taman Ratu Safiatuddin

BANDA ACEH – Diawali hentakan tari saman ratoh jaroe oleh siswi kelas III SMA Al-Azhar IV Kemang Pratama, Bekasi dan pengajian Alquran oleh Tgk Mulyadi Daud, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah secara resmi menutup Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-6 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, malam tadi. Dalam rangkaian acara penutupan tersebut, tim juri juga mengumumkan perolehan juara aneka perlombaan, di mana predikat juara umum PKA 6 diraih oleh Kontingen Aceh Besar.

Tampilnya Kontingen Aceh Besar sebagai juara umum PKA ke-6 sudah diprediksi sejak dua hari lalu ketika ‘Kontingen Mukhlis Basyah’ tersebut berhasil mengumpulkan tiga gelar juara I dan bersaing ketat dengan Aceh Utara.

Kepastian Aceh Besar unggul setelah meraih satu lagi gelar juara I dari cabang zikir maulid yang diumumkan menjelang dini hari, Sabtu (28/9). Meski Aceh Besar dan Aceh Utara sama-sama membukukan empat gelar juara I tetapi Aceh Besar unggul tipis pada perolehan juara II sehingga dinobatkan sebagai juara umum PKA ke-6. Dengan keberhasilan itu, piala bergilir yang selama empat tahun ini bersemayam di Aceh Tengah berpindah ke Aceh Besar.

Selain menetapkan juara umum PKA ke-6, tim juri juga menetapkan juara II dan III masing-masing Aceh Utara dan Kota Banda Aceh. Piala bergilir juara umum diserahkan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah kepada Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah.

Dalam pidato penutupannya, Gubernur Aceh mengatakan PKA bukan ajang untuk mengklaim bahwa budaya satu daerah lebih unggul dibanding daerah lain. “Sama sekali tidak ada maksud untuk membanding-bandingkan budaya itu, sebab budaya bukanlah untuk dibanding-bandingkan. Yang terpenting adalah bagaimana upaya kita untuk melestarikannya sehingga identitas keacehan kita tetap dipertahankan,” kata Zaini di hadapan ribuan pengunjung yang memadati halaman panggung utama di Taman Ratu Shafiatuddin, Banda Aceh.

Gubernur Zaini mengatakan PKA tetap akan dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Karena acara ini sudah masuk kalender tetap nasional  di bidang budaya. “Festival seperti ini penting untuk mempromosikan daerah sehingga wisatawan dan investor lebih mudah mendapatkan informasi tentang Aceh,” kata Zaini.

Untuk itu, Pemerintah Aceh mendorong agar kegiatan seperti ini juga berlangsung di daerah-daerah, sehingga ruang seni budaya kian terbuka, dan generasi kita tertarik untuk mempelajarinya.

Sabang Fair yang sempat terhenti beberapa tahun terakhir ini, katanya, juga harus diaktifkan kembali. “Saat ini pembangunan sarana di lokasi Sabang Fair sedang berlangsung. Mudah-mudahan tahun depan Sabang Fair bisa diselenggarakan kembali,” ujar Zaini Abdullah.

Karena itu, Pemkab/Pemko se-Aceh diharapkan turut berpartisipasi dalam Sabang Fair karena dengan even itu akan lebih banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Sabang sebagai destinasi wisata di Aceh.

Pada kesempatan itu, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah juga meminta agar Pemerintah Kabupaten/Kota memanfaatkan anjungan Taman Ratu Safiatuddin secara maksimal. “Jangan hanya digunakan saat berlangsung PKA saja,” ujarnya.

Menurut gubernur, harusnya anjungan tersebut bisa dijadikan untuk  kegiataan lain, seperti kantor perwakilan dari masing-masing kabupaten/kota, sebagai pusat informasi dan promosi daerah atau kegiatan sosial lainnya. “Dengan begitu pemanfaatan dan perawatannya bisa lebih optimal,” demikian Gubernur Aceh.(http://aceh.tribunnews.com)

read more
Berita Terkini

Dinas Pendidikan Gelar Festival Sekolah Siaga Bencana

DSC_0880 edit

Banda Aceh – Dinas Pendidikan Aceh menyelenggarakan Festival Sekolah Siaga Bencana (29/9) di Gedung TDMRC Unsyiah, sebagai bentuk pembelajaran kebencanaan yang dikemas secara kreatif dan menyenangkan

Kepala Bidang Program Nailul Autar, sekaligus penanggung jawb kegiatan   mengatakan, pihaknya telah melakukan kegiatan siaga bencana untuk sekolah sejak April lalu. Dimulai dengan pengembangkan konsep sekolah siaga bencana di 10 sekolah tingkat dasar. Kegiatan-kegiatan terkait dipusatkan pada penguatan kapasitas manajemen sekolah, guru, dan murid di sekolah.

Faisal Ilyas Pelaksana Kegiatan menyebutkan Festival Sekolah Siaga Bencana merupakan kegiatan rekreasi edukatif yang dilaksanakan di lapangan terbuka sebagai sarana pendidikan kesiapsiagaan bencana yang dilakukan untuk siswa dengan menitikberatkan pada pengembangan diri peserta yang terdiri atas bidang mental, fisik, intelektual, spiritual dan sosial bertajuk pengurangan risiko bencana.

Rangkaian kegiatan tersebut berupa: Pameran kebencanaan, mading 3D,  simulasi gempa bumi, serta Pertolongan Pertama untuk dokter kecil, penampilan drama, serta puisi. Kegiatan ini akan diikuti 250 siswa perwakilan 10 Sekolah dampingan Dinas Pendidikan Aceh. Harapannya warga sekolah dapat meningkatkan wawasan, keterampilan, dan kesadaran bagi komunitas sekolah dalam melakukan kesiapsiagaan bencana.

Abdul Aziz (45) Guru Sekolah Dasar 41 Banda Aceh, menambahkan setiap sekolah punya ide masing-masing saat penampilan, akan lebih baik kedepan perlu dibuat secara regular agar Anak-anak mengerti upaya mitigasi bencana suatu saat nanti. Kendala disekolah untuk pengembangan sekolah siaga minimnya alat peraga dan fasilitas pendukung P3K namun secara pengetahuan sudah jauh lebih baik.

read more
Berita TerkiniKegiatan

PKA Ditutup Oleh Gubernur Aceh

pka_6__acehdesain

Banda Aceh – Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-6 yang digelar di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, akan berakhir pada Minggu malam (29/9). Even lima tahunan tersebut dijadwalkan akan ditutup oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah.

“Penutupan PKA akan dilakukan oleh pak Gubernur,” sebut Nurdin F Joes, Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Karo Humas) Pemerintah Aceh, Sabtu (28/9).

PKA ke-6 yang sebelumnya dibuka oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 20 September lalu itu, kata F Joes, dijadwalkan ditutup pada Minggu malam seusai pelaksanaan salat isya.

“Acaranya dimulai seusai salat isya, kegiatannya akan dipusatkan di arena PKA Taman Ratu Safiatuddin,” tambah F Joes.

F Joes menyebutkan, kegiatan penutupan acara yang berlangsung selama sepuluh hari ini akan dihadiri oleh SKPA dan seluruh kepala daerah kabupaten kota. (atjehlink.com)

read more
Berita Terkini

Ini Dia Syarat Bisa Lulus UN

BmGCU3E1bf

JAKARTA – Ujian nasional (UN) diputuskan tetap dilaksanakan. Untuk dapat lulus UN pun ada beberapa syarat penentuan yang telah ditetapkan dalam Konvensi UN.

Seperti tertuang dalam kesimpulan hasil UN, di Gedung Kemendikbud, Jumat (27/9/2013), ada tujuh poin yang disepakati dalam syarat penentuan UN. Yuk kita lihat tujuh poin itu.

Pertama, kelulusan UN ditentukan berdasarkan rasio 60% nilai UN dan 40% nilai sekolah. Di mana komposisi nilai sekolah terdiri dari 70% nilai rapor, dan 30% ujian sekolah.

Kedua, batas kelulusan dari tahun ke tahun akan dinaikkan secara bertahap. Ketiga, nilai rapor harus dikirim setiap semester dan pengiriman dilakukan secara online. Keempat, untuk meningkatkan kredibilitas dan reliabialitas UN maka ke depan dilakukan perbaikan-perbaikan seperti:

a. UN mengukur ranah kognitif yang lebih tinggi (higher order thinking). Untuk itu setiap soal diberi bobot berdasarkan pada tingkat kesulitan dan kompleksitas kompetensi yang diukur.

b. Rasio kelulusan menjadi 100% ujian sekolah dan 100% UN. Hal ini berarti bahwa setiap siswa yang akan mengikuti ujian nasional harus lulus ujian sekolah terlebih dahulu.

Kelima, untuk UN yang lebih kredibel dan reliabel, dikembangkan roadmap yang secara komprehensif mempertimbangkan berbagai aspek.

Keenam, dalam menentukan intevensi peningkatan mutu yang lebih merata dan berkeadilan, pemanfaatan nilai UN sebagai dasar intervensi peningkatan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan perlu untuk segara dilaksanakan.

Ketujuh, untuk menunjang penerimaann siswa baru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, penggunaan nilai UN sebagai dasar penerimaan segera diterapkan. (ade : okezone 27 september 2013)

read more
Berita Terkini

Disdik: Anak Putus Sekolah Hanya 0,48 Persen

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Anas M Adam,  M.Pd
Kepala Dinas Pendidikan Aceh

BANDA ACEH – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Anas M Adam mengatakan angka anak yang terpaksa putus sekolah di Aceh hingga saat ini tercatat hanya sebanyak 0,48 persen. Hal itu dikemukakan Anas M Adam menanggapi berita yang dilansir Serambi, Rabu (25/9) kemarin berjudul 26,16 persen anak Aceh putus sekolah.

Menurut Anas, tingginya angka yang dirilis Serambi hingga 26,16 persen diperkirakan karena terjadi penafsiran yang keliru terhadap data yang diberikan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyangkut pengertian putus sekolah.

Dikatakan, yang dimaksudkan putus sekolah adalah apabila seseorang siswa tidak menamatkan atau keluar dari sekolah pada jenjang pendidikan tertentu, misalnya keluar di kelas V SD, atau keluar di kelas VII SMP atau jenjang lainnya.

Sesuai datang yang ada di Dinas Pendidikan Aceh, angka putus sekolah di tingkat SD tahun 2012 sebanyak 0,09 persen, tingkat SMP sebanyak 0,12 persen, dan tingkat SMA 0,27 persen.

Sedangkan bila seseorang siswa, setelah menamatkan jenjang tertentu seperti tamat SD, SMP dan tamat SMA, kemudian yang bersangkutan tidak melanjutkan lagi pendidikannya ke jenjang berikutnya termasuk dalam pengertian angka melanjutkan dan Partisipasi Sekolah (APS). Angka Partisipasi Sekolah kelompok umur 7-12 sebesar 99,03 persen, 13-15 sebesar 94,07 persen, dan 16-18 sebesar 72,41 persen.

Dari hasil klarifikasi Dinas Pendidikan Aceh dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh tentang data 26,16 persen, bukan data putus sekolah tetapi adalah data penduduk Aceh 7-24 yang tidak sekolah lagi.

Yang dimaksudkan dengan tidak sekolah lagi adalah, penduduk sudah menamatkan satu jenjang pendidikan lebih cepat < 12 tahun dari usia sekolah (SD/MI sederajat 7-12). Penduduk sudah menamatkan satu jenjang pendidikan lebih cepat < 15 tahun dari usia sekolah (SMP/MTs sederajat 13-15), dan penduduk sudah menamatkan satu jenjang pendidikan lebih cepat < 18 tahun dari usia sekolah (SMA/MA/SMK sederajat 16-18).

Sedangkan penduduk berusia 19-24 tahun adalah usia pendidikan tinggi, tetapi ada penduduk pada usia tersebut tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi, jelas Anas M Adam.(sir: serambi 27 september 2013)

read more
Berita Terkini

Putus Sekolah Berbeda Dengan Tidak Bersekolah Lagi

Pak Anas edit

Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Anas M Adam mengatakan angka anak yang terpaksa putus sekolah di Aceh hingga saat ini tercatat hanya sebanyak 0,48 persen. hal itu dikemukakan Anas M Adam menanggapi berita yang dilansir oleh Harian Serambi hari Rabu (25/9) kemarin berjudul “26,16 persen anak Aceh putus Sekolah”.

Menurut Anas, tingginya angka yang dilansir Serambi hingga 26,16 persen diperkirakan karena terjadi penafsiran yang keliru terhadap data yang diberikan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyangkut pengertian putus sekolah.

Dikatakan, yang dimaksudkan putus sekolah adalah apabila seseorang siswa tidak menamatkan atau keluar dari sekolah pada jenjang pendidikan tertentu, misalnya keluar di kelas V SD, atau keluar di kelas VII SMP atau jenjang lainnya.

Sesuai data yang ada di Dinas Pendidikan Aceh, angka putus sekolah di tingkat SD tahun 2012 sebanyak 0,09 persen, tingkat SMP sebanyak 0,12 persen, dan tingkat SMA 0,27 persen.

Sedangkan bila seseorang siswa, setelah menamatkan jenjang tertentu seperti tamat SD, SMP dan tamat SMA, kemudian yang bersangkutan tidak melanjutkan lagi pendidikan ke jenjang berikutnya termasuk dalam pengertian angka melanjutkan dan Angka Partisipasi Sekolah (APS). Angka Partisipasi Sekolah kelompok umur 7-12 tahun sebesar 99,03 persen, 13-15 tahun sebesar 94,07 persen dan 16-18 tahun = 72,41 persen.

Dari hasil klarifikasi Dinas Pendidikan Aceh dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh tentang data 26,61 persen, bukan data putus sekolah tetapi adalah data penduduk Aceh umur 7-24 tahun yang tidak bersekolah lagi.

Yang dimaksud dengan tidak bersekolah lagi adalah, penduduk sudah menamatkan satu jenjang pendidikan lebih cepat <12 tahun dari usia sekolah (SD/MI sederajat 7-12 tahun), Penduduk sudah menamatkan satu jenjang pendidikan lebih cepat < 15 tahun dari usia sekolah (SMP/MTs sederajat 13-15 tahun ) dan Penduduk sudah menamatkan satu jenjang pendidikan lebih cepat < 18 tahun dari usia sekolah (SMA/MA/SMK sederajat 16-18 tahun).

Sedangkan penduduk berusia 19-24 tahun adalah usia pendidikan tinggi, tetapi ada penduduk pada usia tersebut tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi, jelas Anas M Adam.

read more
Berita Terkini

Dojo SMKN Penerbangan gelar latihan kenaikan tingkat

Kempo @obyektif.com

DOJO Kempo SMKN Penerbangan Aceh mengadakan latihan bersama (Gasami) dan ujian kenaikan tingkat pertama untuk kenshi yang sudah menjalani latihan selama enam bulan lebih.

Biasanya pelaksanaan ujian kenaikan tingkat pertama untuk kenshi (pemain kempo) dilaksanakan paling cepat dalam kurun waktu tiga bulan atau 36 kali pertemuan. Namun karena adanya kendala beberapa waktu lalu terpaksa ujian kenaikan tingkat ini pun ditunda hingga tanggal 21-22 September 2013 lalu.

Ujian kenaikan tingkat tersebut juga dikuti oleh para kenshi dari dojo PLN Wilayah Aceh yang berjumlah 15 orang. Sementara dari dojo SMKN Penerbangan juga berjumlah 15 orang.

Setelah mengkuti rehab tekhnik dan ujian teori pada Sabtu sore hingga malam, kegiatan dilanjutkan esok paginya Minggu 22 September 2013 yang diawali dengan joging, senam dan pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan tradisi kempo dan latihan gerakan dasar (kihon).

Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan seremonial yang dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Kota (Pengkot) PERKEMI Banda Aceh, Sekum Pengprov PERKEMI Aceh bapak T. Dahsya Kesuma Putra, dan juga perwakilan KONI Kota Banda Aceh. Acara seremonial pembukaan tersebut juga dihadiri oleh kepala Sekolah bapak Ferynaldi dan juga ketua dewan komite sekolah.

Pada kesempatan tersebut Kepala Sekolah SMK Negeri Penerbangan Aceh menyampaikan bahwa mereka menyambut baik program yang ditawarkan oleh Pengprov PERKEMI Aceh khususnya komisi pelajar dan mahasiswa pada beberapa waktu lalu.

Ketua Komisi Pelajar dan Mahasiswa Pengprov PERKEMI Aceh Ahyar, yang sekarang merupakan pelatih utama dojo SMK Negeri Penerbangan Aceh menawarkan program kerjasama dengan pihak sekolah guna memasukkan progam latihan kempo sebagai program khusus di sekolah tersebut.

“Mengingat SMK Negeri Penerbangan Aceh merupakan sekolah yang membutuhkan mental dan fisik yang kuat bagi setiap anak didiknya, maka kempo merupakan pilihan yang tepat untuk memperkuat mental mereka sehingga mereka nantinya bisa menjadi taruna dan taruni yang berprestasi,” kata Ferynaldi dalam rilis yang diterima ATJEHPOSTcom hari ini Rabu 25 September 2013.

Ferynaldi menambahkan, program khusus tersebut wajib diikuti oleh semua siswa kelas X (sepuluh) atau kelas satu, mereka wajib mengikuti program latihan kempo seminggu sekali, kemudian bagi mereka yang berminat ingin melanjutkan lebih banyak waktu latihannya bisa masuk ke dojo dengan durasi latihan 3 kali dalam seminggu.

Bagi mereka yang sudah masuk ke dojo secara resmi didaftarkan ke PB. PERKEMI untuk mendapat nomor induk kenshi (NIK) sehingga akan memudahkan bagi mereka melanjutkannya latihan ke jenjang lebih tinggi guna meraih prestasi.

Pelatih Kempo Dojo SMK Negeri Penerbangan Aceh bapak Ahyar, ST (II DAN) menambahkan bahwa program kerjasaman ini terjalin karena adanya itikad baik dari semua pihak yang terlibat di dalamnya terutama sekali pihak-pihak yang ingin memajukan pendidikan di Aceh.

“Program khusus ini merupakan pilot project Komisi Pelajar dan Mahasiwa Pengprov PERKEMI Aceh yang memiliki tujuan utama untuk mengurangi kegiatan negatif dari para siswa-siswi dari sekolah-sekolah yang ada di Banda Aceh dan sekitarnya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa banyak sekali waktu luang generasi penerus bangsa kita ini disalahgunakan sehingga mereka sering terjerat dengan kenakalan remaja seperti kecanduan narkoba, sek bebas, dan perilaku negatif lainnya,” ujarnya.

Dengan adanya program ini diharapkan dapat mengurangi kegiatan-kegiatan negatif siswa-siswi generasi penerus bangsa terutama sekali di SMK Negeri Penerbangan Aceh. Program ini juga akan dicoba implementasikan di beberapa sekolah lainnya ke depan setelah melihat adanya respon positif dari berbagai kalangan.[] ihn 

 

read more
1 76 77 78 79 80
Page 78 of 80