APJII mengungkap bahwa jumlah penduduk Indonesia yang masih belum tersentuh internet sampai tahun 2024 ada sebanyak 57 juta jiwa.
Hal tersebut terungkap dalam laporan ‘Survei Penetrasi Internet Indonesia 2024’ yang rilis Rabu (31/1) oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dilakukan selama periode 18 Desember 2023 hingga 19 Januari 2024.
Hasil survei menunjukkan jumlah penduduk terkoneksi internet tahun 2024 mencapai 221.563.479 dari total populasi 278.696.200 jiwa. Artinya, masih ada 57.132.721 penduduk Indonesia yang belum terjamah internet.
Dari hasil survei tersebut, menunjukkan bahwa Maluku dan Papua merupakan daerah dengan tingkat kontribusi internet yang paling rendah, yakni hanya 3,79 persen. Namun demikian, tingkat penetrasi internet di Maluku dan Papua mencapai 69,91 persen, masih lebih baik dari Pulau Sulawesi yang hanya 68,35 persen.
Survei APJII juga menunjukkan tingkat penetrasi internet pada daerah tertinggal juga masih belum optimal. Tercatat tingkat kontribusi daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) hanya 3,2 persen dengan tingkat kontribusi 67,6 persen.
Sementara, di daerah-daerah yang bukan kategori 3T tingkat kontribusinya 96,8 persen dengan tingkat penetrasi 80 persen.
Muhammad Arif, Ketua Umum APJII berharap hasil survei ini dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Di sisi lain, Arif menyebut pihaknya terus fokus dalam pemerataan akses internet di Indonesia.
Arif juga mengakui bahwa dari hasil survei menunjukkan bahwa penetrasi internet di wilayah timur Indonesia masih belum optimal.
“Sebagaimana diketahui, daerah timur masih agak kurang, kita juga pengen ke depan juga ada kebijakan-kebijakan khusus dari Kominfo agar teman-teman yang beroperasi di wilayah timur atau yang non komersial tadi dapat diberikan kebijakan khusus,” ujar Arif.
“Sehingga kita berharap makin hari, daerah-daerah tadi, komposisi daerah rural dan urban ini gap-nya tidak semakin jauh. Kalau tadi kan sekitar 70 persen masih daerah urban, 30 persen masih daerah rural. Kita berharap, ketika memang ke depan penetrasi makin tinggi lagi, pengguna internet di rural makin berkembang dan makin merata ke seluruh Indonesia,” lanjutnya.
Pembangunan BTS 4G di Papua
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo Fadhilah Mathar menyatakan pihaknya siap memenuhi target pembangunan 630 BTS 4G di Papua.
Melansir laman resmi Kominfo, BAKTI membangun hampir 5.000 BTS 4G di daerah 3T. Perangkat penyedia telekomunikasi itu terletak di 4.991 desa dalam 134 kabupaten dan 26 provinsi.
“Paling banyak di Provinsi Papua yakni sebanyak 630 BTS 4G, selanjutnya Papua Barat Daya sebanyak 596 BTS 4G dan Kalimantan Barat sebanyak 553 BTS 4G,” kata Indah, panggilan akrab Fadhilah.
Indah menyebut Papua menjadi salah satu wilayah fokus sasaran Program Pembangunan BTS 4G BAKTI Kominfo. Oleh karena itu, ia berharap situasi di Papua bisa segera aman dan damai agar pembangunan proyek tersebut berjalan lancar.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas BAKTI Sarwoto Atmosuratno mengungkap kendala pembangunan BTS 4G di Papua, di antaranya yakni masalah geografis yang menyulitkan pengiriman bahan untuk membangun BTS. Kemudian, penyebaran penduduk yang tidak merata juga menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan BTS 4G di tanah Papua.
Namun demikian, Sarwoto menargetkan pembangunan 630 BTS 4G bakal rampung tahun ini. Lantas, pada tahun 2025 seluruh BTS 4G sudah beroperasi penuh di Papua.
“Termasuk juga proyek 30 ribu titik akses internet untuk sekolah, puskesmas, keamanan di daerah perbatasan. Kita punya polisi dan TNI yang bertugas di perbatasan yang memerlukan pendataan informasi,” tuturnya.
//cnnindonesia.com/teknologi/20240201072314-213-1056988/57-juta-warga-ri-belum-tersentuh-internet.